BUKU SAKU
IPNU - IPPNU
DITERBITKAN OLEH :
PIMPINAN ANAK CABANG
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA
KECAMATAN SOKARAJA
|
AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
(ASWAJA)
Ahlussunnah wal jama’ah (aswaja)
berasal Ahlun yang berarti keluarga, golongan, Sunnah berarti segala yang
bersumber dari Nabi Muhammad SAW (perkataan, perbuatan, kesepakatan), Aljamaah
(kelompok, golongan, mayoritas). Secara istilah, aswaja adalah golongan yang
mengikuti sunnah nabi dan ijma’ atau kesepakatan para sahabat, tabi’in dan
ulama.
Secara subtansi faham aswaja sebenarnya
adalah “rasa” dari islam itu sendiri sesuai islam dan hadist, jadi bukan sebuah
organisasi. Namun semenjak wafat Nabi sebagai konsekuensi perkembangan zaman
dan kondisi daerah yang berbeda dan tentunya “hilangnya” Nabi selaku orang yang
bisa menjawab semua persoalan terkait hukum islam, di kalangan umat islam mulai
muncul perbedaan-perbedaan terkait bagaimana hukum dari persoalan-persoalan
yang pada masa nabi belum pernah ada/terjadi. Hal ini yang akhirnya banyak
menimbulkan perbedaan, perdebatan, bahkan perpecahan di kalangan umat islam itu
sendiri. Dimulai semenjak masa khalifah Usman bin Affan (tahun 25-35H)
muncullah gerakan/paham syiah, dipakarsai oleh Abdullah bin Saba yang
berlebihan dalam memuja sahabat Ali Karamallahu Wajhah dan ahli bait, serta
membenci para kholifah-kholifah sebelum Ali KW. Kemudian pada masa khalifah Ali
KW (35-40H) selain kaum syiah, muncul juga paham khawarij yang dikomandani
Abdullah bin Wahab Arrasyidi yang kecewa dengan sahabat Ali KW karena menerima
tahkim (perjanjian), dan menganggap kafir sahabt Muawiyahibnu Sofyan karena
memenangkan tahkim denagn cara licik. Dan seterusnya perpecahan umat islam terus
terjadi hingga pada akhir abad III Hijriyah muncul gerakan untuk mengembalikan
islam ke faham sesuai ajaran Nabi SAW dan para sahabat, tabi’in, dan
ulama-ulama terdahulu (Aswaja) yang di gagas oleh dua orang ulama besar dalam
Ushuludin, yaitu Syaikh Abu Hasan Al Asy’ari (260-324 H), dan Syaikh Abu Mansur
Al Maturidi (333H).
Dalam sejarah pada masa itu terjadilah
peristiwa yang dinamakan “Fitnah Quran Makhluk” yang mengorbankan beribu-ribu
ulama yang tidak sepaham dengan Mu’tazilah. Pada awalnya syeikh Abu Hasan Al
Asy’ari adalah seorang Mu’tazilah yang berguru pada Muhammad bin Abdul Wahab
AlJabai, namun karena beliau melihat banyak kesalahan besar, banyak yang
bertentangan dengan i’tiqad dan kepercayaan Nabi SAW, sahabat-sahabat, serta Al
Quran dan Hadits sehingga akhirnya beliau menyatakan keluar dari paham
Mu’tazilah.
DAFTAR RINGKAS FAHAM
ASWAJA
1. Tuhan
itu ada, namanya Allah dan 99 nama Allah (Asmaul Husna)
2.
Tuhan mempunyai
sifat wajib 20, sifat mustahil 20, dan 1 sifat jaiz (fi’lu kulli mumkinin autarkuhu)
3.
Wajib percaya
bahwa mailakat ada, dan yang wajib diimani ada 10
4.
Wajib percaya
pada kitab-kitab Allah
5.
Wajib percaya
adanya Nabi dan Rasul terutama 25 Rasul
6.
Percaya adanya
hari kiamat
7.
Percaya adanya
qadha dan qadar
8.
Pahala sedekah,
wakaf, pahala bacaan tahlil, sholawat, bacaan-bacaan Quran boleh di hadiahkan
kepada orang yang telah mati dan sampai kepada mereka
9.
Melakukan ziarah
kubur termasuk ibadah dan sunnah hukumnya
10.
Berdoa dengan
washilah/tawashul sunnah hukumnya
11.
Nabi terakhir
adalah Nabi Muhammad SAW
12.
Percaya adanya
syafaat, keramat, karomah dam mukjizat
13.
Dalam soal
pertikaian dan peperangan yang terjadi antara para sahabat Nabi, kaum Aswaja
menaggapi secara positif dan menganggap sebagai bentuk ijtihad, dimana jika
ijtihadnya benar maka mendapat pahala 2, dan jika ijtihadnya salah akan
mendapatkan satu pahala.
NAHDLATUL ULAMA
Nahdaltul
Ulama secara etimologis mempunyai arti “kebangkitan ulama” atau “bangkitnya
para ulama” adalah sebuah organisasi yang didirikan sebagai tempat berhimpun seluruh
ulama dan umat islam ahlussunnah waljamaah di Indonesia dengan tujuan untuk
memelihara tegaknya ajaran dan dakwah islam ahlussunnah waljamaah.
Sejarah
Nahdlatul Ulama
Sejarah terbentuknya NU tidak lepas dari
perkembangan islam internasional, khususnya di Timur Tengah. Sejak Bani Saud
berhasil mendirikan kembali dinastinya (Saudi Arabia) pada sekitar abad ke 17
dengan bantuan ulama Syeikh Ahmad bin Abdul Wahab yang berhaluan Taimiyahisme
(Wahabiyah) maka warna islam di jazirah Arab sebelumnya didominasi golongan
suni (ahlussunnah) terdesak oleh ajaran baru yang kemudian dikenal dengan paham
Wahabi. Dengan dukungan dari kerajaan Saudi paham ini berhasil melancarkan misi
dakwahnya yang bersifat puritan dan radikal. Gerakan yang memicu perselisihan
pada waktu itu (awal abad ke 20) adalah penghancuran makam-makam sahabat,
auliya, ulama, dan bahkan makam Nabi Muhammad SAW pun termasuk dalam daftar
penghancuran. Gerakan ini didasari alasan paham Wahabi yang menolak praktik
ritual ziarah kubur yang di anggap sebagai bid’ah dan syirik. Menyikapi
permasalahan tersebut ulama-ulama Ahulussunnah di Indonesia segera
bermusyawarah di rumah KH. Wahab Chasbullah (Surabaya)dan sepakat untuk
membentuk Komite Hijaz dengan misi melakukan diplomasi mencegah penghancuran makam
Rasulullah dan peninggalan Islam lainnya. Delegasi Komite Hijaz terdiri dari
KH. Wahab Chasbullah, Syaikh Ghonaim (Mesir, sebagai penasehat) dan KH. Dahlan
Qohar (santri Indonesia yang berada di Mekkah). Akhirnya rekomendasi tersebut
berhasil disetujui oleh pihak Kerajaan Saudi dengan beberapa syarat. Dengan
demikian akhirnya hingga kini umat muslim sedunia yang melakukan ibadah haji
masih dapat berziarah ke maka Rasulallah SAW dan lainnya.
Sejak Komite Hijaz berhasil melakukan
misinya, ma ka kemudian disepakati bahwa komite ini tidak di bubarkan, akan
tetapi ditransformasikan menjadi organisasi/jami’iyyah dengan nama Nahdlatul
Ulama yang secara resmi berdiri pada tanggal 16 Rajab 1344 H atau bertepatan
dengan tanggal 31 Januari 1926 M di rumah KH. Ridwan Abdullah (Bubutan,
Surabaya). Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari terpilih sebagai Rais Akbar dan KH.
Dahlan sebagai waWil Rais, KH. Abdul Wahab Chasbullah sebagai Katib. Dalam
kepengurusan Tanfidziyyah, H. Hasan Gipo (Surabaya) terpilih sebagai Ketua, posisi
Sekretaris di jabat oleh M. Sugeng Judodiwiryo (Pemalang) dan Bendahara dijabat
oleh Muhammad Burhan.
Jami’iyyah Nahdlatul Ulama pada
hakekatnya merupakan kelanjutan dari organisasi yang sebelumnya telah ada,
yaitu pada tahun 1914 telah berdiri Nahdlatut Tujjar (kebangkitan pedagang)
yang bervisi ekonomi oleh KH. Wahab Chasbullah. Beliau juga seorang pedagang
disamping merupakan ulama. Seiring perkembangan pergerakan nasional, maka
Nahdlatut Tujjar kemudian menjadi organisasi yang berwawasan kebangsaan dengan
visi perjuangan untuk mencapai kemerdekaan dengan berubah menjadi Nahdlatul
Wathan (kebangkitan bangsa/tanah air) pada tahun 1916. Dua tahun kemudian
organisasi ini lebih mengarah pada konseptualisasi pemikiran islam sebagai
kelompok studi para ulama atau kemudian dinamakan sebagai Tashwirul Afkar
(1918). Baru kemudian setelah kelahiran beberapa organisasi di atas,
dibentuklah Komite Hijaz (1924) yang kemudian ditransformasikan menjadi
Jam’iyyah Nahdlatul Ulama pada tahun 1926.
Dalam perjalanan sejarahnya pada masa
kepemimpinan KH. Wahab Chasbullah, seiring perkembangan politik aliran pada
waktu it, pada tanggal 1 Mei 1952 dalam Muktamar NU ke-19 di Palembang, NU
berubah dari Jam’iyyah menjadi partai politik dan sempat menduduki peringkat
ketiga perolehan suara pada pemilu tahun 1955.
Menghadapi situasi politik yang tidak
menguntungkan pada masa orde baru, NU kembali ke khittahnya pada tahun 1984
dalam Muktamar Situbondo yang dipelopori oleh tokoh muda NU diantaranya
Abdurrahman Wahid (Gusdur) dari Jombang, Musthofa Bisri (Rembang), Sahal
Machfud (Pati) dan tokoh lainnya
Tujuan,
Aqidah/Azas serta Faham Keagamaan NU
Nahdlatul Ulama sebagai jam’iyyah
diniyah adalah wadah bagi para ulama dan pengikut- AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH (ASWAJA)pengikutnya yang
didirikan pada 16
Rajab 1344 H
/ 31 Januari
1926 M. dengan tujuan untuk
memelihara, melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam
yang berhaluan Ahlussunnah
Wal Jama’ah dan
menganut salah satu maadzhab empat, masing-masing Abu Hanifah
An-Nu’man, Imam Malik bin Anas, Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal, serta untuk
mempersatukan langkah para
ulama dan pengikut-pengikutnya dalam
melakukan kegiatan yang bertujuan
untuk menciptakan kemaslahatan
masyarakat, kemajuan bangsa dan
ketinggian harkat dan martabat manusia. Dalam
kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia,
Nahdlatul Ulama berasas kepada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
Dasar-Dasar
Faham Keagamaan NU
1.
Nahdlatul Ulama
mendasarkan faham keagamaan
kepada sumber ajaran agama Islam: Al-Qur’an, As-Sunnah,
Al-Ijma’ dan Al-Qiyas.
2.
Dalam memahami,
manafsirkan Islam dari
sumber-sumbernya diatas,
Nahdlatul Ulama mengikuti
faham Ahlussunnah Wal Jama’ah dan menggunakan jalan pendekatan
(al-madzhab):
a.
Di bidang
aqidah, Nahdlatul Ulama
mengikuti Ahlussunnah Wal Jama’ah yang dipelopori oleh Imam Abul
Hasan al-Asy’ari dan Imam Manshur al-Maturidzi.
b.
Di bidang
fiqih, Nahdlatul Ulama
mengikuti jalan pendekatan
(almadzhab) salah satu
dari madzhab Abu
Hanifah an-Nu’man, Imam Malik
bin Anas, Imam
Muhammad bin Idris
Asy-Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal.
c.
Di bidang tasawuf, mengikuti
antara lain Imam al-Junaidi al-Baghdadi dan Imam al-Ghazali serta imam-imam
yang lain.
3.
Nahdlatul Ulama mengikuti
pendirian, bahwa Islam adalah agama yang fitri, yang bersifat menyempurnakan
segala kebaikan yang sudah dimiliki manusia.
Sikap
Kemasyarakatan NU
Dasar-dasar pendirian
keagamaan Nahdlatul Ulama
tersebut menumbuhkan sikap kemasyarakatan yang bercirikan pada:
1.
Sikap Tawassuth
dan I’tidal: Sikap
tengah yang berintikan
kepada prinsip hidup yang
menjunjung tinggi keharusan
berlaku adil dan
lurus ditengahtengah kehidupan bersama.
Nahdlatul Ulama dengan
sikap dasar ini
akan selalu menjadi kelompok
panutan yang bersikap
dan bertindak lurus
dan selalu bersifat membangun serta menghindari segala bentuk pendekatan
yang bersifat tatharruf (ekstrim).
2.
Sikap Tasamuh:
Sikap toleran terhadap
perbedaan pandangan baik
dalam masalah keagamaan, terutama
hal-hal yang bersifat
furu’ atau menjadi masalah khilafiyah, serta dalam
masalah kemasyarakatan dan kebudayaan.
3.
Sikap Tawazun:
Sikap seimbang dalam
berkhidmah. Menyertakan khidmah kepada Allah
SWT, khidmah kepada
sesama manusia serta
kepada lingkungan hidupnya. Menyelaraskan kepentingan masa lalu, masa
kini dan masa mendatang.
4.
Amar Ma’ruf
Nahi Munkar: Selalu
memiliki kepekaan untuk
mendorong perbuatan yang baik, berguna dan bermanfaat bagi kehidupan
bersama; serta menolak dan
mencegah semua hal
yang dapat menjerumuskan
dan merendahkan nilai-nilai kehidupan.
5.
Perilaku Keagamaan dan Sikap
Kemasyarakatan
Dasar-dasar keagamaan
dan kemasyarakatan membentuk perilaku warga
Nahdlatul Ulama, baik
dalam tingkah laku
perorangan maupun organisasi
yang:
1.
Menjunjung tinggi nilai-nilai
maupun norma-norma ajaran Islam.
2.
Mendahulukan kepentingan bersama
daripada kepentingan pribadi.
3.
Menjunjung tinggi sifat
keikhlasan dan berkhidmah serta berjuang.
4.
Menjunjung tinggi
persaudaraan (al-ukhuwah), persatuan
(al-ittihad) serta kasih
mengasihi.
5.
Meluhurkan kemuliaan moral (al-akhlaq al-karimah) dan menjunjung tinggi kejujuran
(ash-shidqu) dalam berfikir, bersikap dan bertindak.
6.
Menjunjung tinggi kesetiaan
(loyalitas) kepada bangsa dan Negara.
7.
Menjunjung tinggi nilai amal, kerja dan prestasi sebagai bagian dari ibadah kepada Allah SWT.
8.
Menjunjung tinggi ilmu-ilmu
pengetahuan serta ahli-ahlinya.
9.
Selalu siap untuk menyesuaikan
diri dengan setiap perubahan yang membawa
kemaslahatan bagi manusia.
10.
Menjunjung tinggi
kepeloporan dalam usaha
mendorong memacu dan mempercepat perkembangan masyarakatnya.
11.
Menjunjung tinggi
kebersamaan ditengah kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Struktur
Organisasi Nahdlatul Ulama terdiri dari :
1.
Pengurus Besar.
2.
Pengurus Wilayah.
3.
Pengurus Cabang/Pengurus Cabang
Istimewa.
4.
Pengurus Majelis Wakil Cabang.
5.
Pengurus Ranting.
6.
Pengurus Anak Ranting.
Kepengurusan Nahdlatul
Ulama terdiri dari :
1.
Mustasyar adalah penasehat yang
terdapat di Pengurus Besar, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang/
Pengurus Cabang Istimewa,
dan pengurus Majelis
Wakil Cabang.
2.
Syuriyah adalah pimpinan
tertinggi Nahdlatul Ulama.
3.
Tanfidziyah adalah pelaksana.
Perangkat
organisasi Nahdlatul Ulama terdiri dari:
a.
Lembaga.
Lembaga adalah
perangkat departementasi organisasi
Nahdlatul Ulama yang
berfungsi sebagai pelaksana
kebijakan Nahdlatul Ulama
berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu dan atau yang
memerlukan penanganan khusus, meliputi :
a)
Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama
disingkat LDNU, bertugas melaksanakan
kebijakan Nahdlatul Ulama
di bidang pengembangan
agama Islam yang menganut faham Ahlussunnah wal Jamaah.
b)
Lembaga Pendidikan
Maarif Nahdlatul Ulama
disingkat LP Maarif
NU, bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama dibidang pendidikan
dan pengajaran formal.
c)
Rabithah Ma’ahid al Islamiyah
Nahdlatul Ulama disingkat RMINU, bertugas melaksanakan kebijakan
Nahdlatul Ulama dibidang
pengembangan pondok pesantren dan
pendidikan keagamaan.
d)
Lembaga Perekonomian
Nahdlatul Ulama disingkat
LPNU bertugas melaksanakan
kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan ekonomi warga Nahdlatul Ulama.
e)
Lembaga Pengembangan
Pertanian Nahdlatul Ulama
disingkat LPPNU, bertugas
melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan dan pengelolaan
pertanian yang berwawasan lingkungan.
f)
Lembaga Kemaslahatan
Keluarga Nahdlatul Ulama
disingkat LKKNU, bertugas melaksanakan
kebijakan Nahdlatul Ulama
di bidang kesejahteraan keluarga, sosial dan
kependudukan.
g)
Lembaga Kajian dan Pengembangan
Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama disingkat
LAKPESDAM NU, bertugas
melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengkajian dan
pengembangan sumber daya manusia.
h)
Lembaga Penyuluhan
dan Bantuan Hukum
Nahdlatul Ulama disingkat LPBHNU, bertugas
melaksanakan pendampingan, penyuluhan,
konsultasi, dan kajian kebijakan hukum.
i)
Lembaga Seni
Budaya Muslimin Indonesia
Nahdlatul Ulama disingkat LESBUMI NU, bertugas melaksanakan
kebijakan Nahdlatul Ulama dibidang pengembangan seni dan budaya.
j)
Lembaga Amil
Zakat, Infaq dan
Shadaqah Nahdlatul Ulama
disingkat LAZISNU, bertugas menghimpun, mengelola dan mentasharufkan
zakat dan shadaqah kepada mustahiqnya.
k)
Lembaga Wakaf
dan Pertanahan Nahdlatul
Ulama disingkat LWPNU, bertugas mengurus,
mengelola serta mengembangkan
tanah dan bangunan serta harta benda wakaf lainnya
milik Nahdlatul Ulama.
l)
Lembaga Bahtsul
Masail Nahdlatul Ulama
disingkat LBMNU, bertugas membahas masalah-masalah maudlu’iyah
(tematik) dan waqi'iyah
(aktual) yang akan menjadi Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
m) Lembaga Ta’mir
Masjid Nahdlatul Ulama
disingkat LTMNU, bertugas melaksanakan kebijakan
Nahdlatul Ulama di
bidang pengembangan dan pemberdayaan Masjid.
n)
Lembaga Kesehatan
Nahdlatul Ulama disingkat
LKNU, bertugas melaksanakan
kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang kesehatan
o)
Lembaga Falakiyah
Nahdlatul Ulama, disingkat
LFNU, bertugas mengelola masalah ru'yah, hisab dan
pengembangan IImu Falak.
p)
Lembaga Ta’lif
wan Nasyr Nahdlatul
Ulama, disingkat LTNNU,
bertugas mengembangkan
penulisan, penerjemahan dan
penerbitan kitab/buku serta media informasi menurut faham
Ahlussunnah wal Jamaah.
q)
Lembaga Pendidikan
Tinggi Nahdlatul Ulama,
disingkat LPTNU, bertugas mengembangkan pendidikan tinggi
Nahdlatul Ulama.
r)
Lembaga Penanggulangan Bencana
Indonesia Nahdlatul Ulama
disingkat LPBI NU, bertugas
melaksanakan kebijakan Nahdlatul
Ulama dalam poencegahan dan
penanggulangan bencana, eksplorasi
kelautan dan perubahan iklim.
b.
Badan Otonom.
Badan Otonom
adalah perangkat organisasi
Nahdlatul Ulama yang
berfungsi melaksanakan
kebijakan Nahdlatul Ulama
yang berkaitan dengan
kelompok masyarakat tertentu dan beranggotakan perorangan.
Jenis
Badan Otonom berbasis usia dan kelompok masyarakat tertentu adalah:
·
Muslimat Nahdlatul
Ulama disingkat Muslimat
NU untuk anggota perempuan Nahdlatul Ulama.
·
Fatayat Nahdlatul
Ulama disingkat Fatayat
NU untuk anggota
perempuan muda Nahdlatul Ulama berusia maksimal 40 (empat puluh) tahun.
·
Gerakan Pemuda
Ansor Nahdlatul Ulama
disingkat GP Ansor
NU untuk anggota laki-laki
muda Nahdlatul Ulama
yang maksimal 40
(empat puluh) tahun.
·
Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia disingkat
PMII untuk mahasiswa Nahdlatul Ulama yang maksimal
berusia 30 (tiga puluh) tahun.
·
Korp Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia
Putri disingkat KOPRI
NU untuk mahasiswi Nahdlatul
Ulama yang maksimal
berusia 30 (tiga
puluh) tahun.
·
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama
disingkat IPNU untuk pelajar dan santri lakilaki Nahdlatul Ulama yang maksimal
berusia 27 (dua puluh tujuh) tahun.
·
Ikatan Pelajar
Putri Nahdlatul Ulama
disingkat IPPNU untuk
pelajar dan santri perempuan
Nahdlatul Ulama yang
maksimal berusia 27
(dua puluh tujuh) tahun.
Badan
Otonom berbasis profesi dan kekhususan lainnya:
a)
Jam'iyyah Ahli Thariqah
Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah disingkat JATMAN untuk anggota Nahdlatul Ulama
pengamal tharekat yang mu'tabar.
b)
Jam'iyyatul Qurra
Wal Huffazh disingkat
JQH untuk anggota
Nahdlatul Ulama yang berprofesi Qori/Qoriah dan Hafizh/Hafizhah.
c)
Ikatan Sarjana Nahdlalul Ulama
disingkat ISNU adalah Badan Otonom yang berfungsi membantu melaksanakan
kebijakan Nahdlatul Ulama
pada kelompok sarjana dan kaum intelektual. Serikat Buruh
Muslimin Indonesia disingkat
SARBUMUSI untuk anggota Nahdlatul Ulama yang berprofesi
sebagai buruh/karyawan/tenagakerja.
d)
Pagar Nusa
untuk anggota Nahdlatul
Ulama yang bergerak
pada pengembangan seni bela diri.
e)
Persatuan Guru
Nahdlatul Ulama disingkat
PERGUNU untuk anggota Nahdlatul Ulama yang berprofesi
sebagai guru dan atau ustadz.
f)
Serikat Nelayan
Nahdlatul Ulama untuk
anggota Nahdlatul Ulama
yang berprofesi sebagai nelayan.
g)
Ikatan Seni Hadrah Indonesia
Nahdlatul Ulama disingkat ISHARINU untuk anggota
Nahdlatul Ulama yang
bergerak dalam pengembangan
seni hadrah dan shalawat.
Ikatan Pelajar
Nahdlatul Ulama (IPNU)
Didirikan
pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H bertepatan dengan hari Rabu, 24 Februari
1954 M di Semarang. IPNU adalah organisasi yang bersifat keterpelajaran,
kekaderan, kemasyarakatan, kebangsaan dan keagamaan yang berfungsi sebagai
wadah perjuangan pelajar NU dalam pendidikan, keterpelajaran untuk
mempersiapkan kader-kader penerus NU yang mampu melaksanakan dan mengembang
islam aswaja untuk melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-nilai Nahdliyah. Selain
itu juga menjadi wadah komukasi pelajar untuk memperkokoh ukhuwah nahdliyah,
islamiyah, insaniyah dan watoniyah.
IPNU
mempunyai tujuan, yaitu terbentuknya
pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan
berwawasan kebangsaan serta bertanggungjawab atas tegak dan terlaksananya
syari’at Islam menurut faham ahlussunnah
wal jama’ah yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Ikatan Pelajar
Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)
Organisasi ini
merupakan kelanjutan dari
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul
Ulama (1955-1988) dan Ikatan Putri–Putri Nahdlatul Ulama (1988-2003) yang
didirikan pada 2 maret 1955 M bertepatan dengan 8 rojab 1374 H di Malang dan
kembali menjadi Ikatan
Pelajar Putri Nahdlatul
Ulama pada tanggal 23 Juni 2003, bertepatan dengan 29 Robi’ul Akhir 1424
H .
IPPNU berasaskan
ketuhanan Yang Maha
Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijakan dalam permusyawaratan/ perwakilan,
keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia, dalam
kehidupan berbangsa dan
bernegara. IPPNU adalah organisasi
kepelajaran, kemasyarakatan dan
keagamaan yang bersifat nirlaba.
IPPNU
berfungsi sebagai :
1.
Wadah berhimpun
pelajar putri Nahdlatul
Ulama untuk melanjutkan nilai–nilai
dan cita–cita perjuangan NU;
2.
Wadah komunikasi,
interaksi dan integrasi
pelajar putri Nahdlatul Ulama untuk menggalang ukhuwah islamiyah dan
mengembangkan syi’ar Islam ahlussunah waljama’ah;
3.
Wadah kaderisasi dan keilmuan
pelajar putri Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan kader–kader bangsa.
Tujuan
organisasi ini adalah kesempurnaan kepribadian bagi pelajar
putri Indonesia sehingga
akan terbentuk pelajar putri
Indonesia yang bertaqwa kepada allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan
berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya
syari’at Islam menurut
faham ahlussunah waljamaah dengan tetap
menjunjung tinggi nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila.
Usaha
:
1. Menghimpun dan membina pelajar putri Islam
dalam wadah organisasi IPPNU;
2. Mempersiapkan
kader–kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa;
3. Mengusahakan
tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun
garis besar kebijakan
organisasi dan landasan program sesuai dengan perkembangan masyarakat;
4. Membina
persahabatan dan kerjasama
dengan organisasi putri Islam pada khususnya dan organisasi lain pada
umumnya selama tidak
merugikan organisasi IPPNU baik dalam maupun luar negeri;
5. Mengembangkan
sumber daya pelajar
di berbagai sektor kehidupan.
Keanggotaan
IPNU dan IPPNU
Anggota
adalah pelajar putra dan putri Islam
yang berusia 12-27 tahun, terdiri dari anggota biasa dan anggota
istimewa.
Jenis
Keanggotaan :
1. Anggota biasa adalah putra dan putri Islam
berusia 12–27 tahun yang
pernah atau sedang
studi di tingkat sekolah menengah
atau perguruan tinggi,
pondok pesantren atau sederajat dan menyetujui Peraturan Dasar dan
Peraturan Rumah Tangga, dengan syarat ;
a. Putra dan Putri Islam berusia 12–27 tahun;
b. Menyetujui
Peraturan Dasar dan
Peraturan Rumah Tangga;
c. Menyatakan kesediaaan menjadi anggota secara
tertulis kepada Pimpinan IPNU dan IPPNU setempat;
d. Anggota
tidak diperkenankan menjadi anggota organisasi
lain yang mempunyai
asas, aqidah, tujuan dan
usaha yang bertentangan dengan asas, aqidah, tujuan
serta usaha organisasi.
2. Anggota
istimewa adalah alumni
pengurus dan orang
yang dianggap pernah
berjasa terhadap organisasi, syarat :
a. Alumni pengurus dan orang yang diangap
berjasa terhadap organisasi, dengan tidak terikat batasan usia;
b. Menyatakan
kesediannya menjadi anggota kepada Pimpinan IPNU dan IPPNU
setempat.
Struktur
organisasi dan permusyawatan IPNU dan IPPNU terdiri dari:
1.
Pimpinan IPNU dan IPPNU tingkat
Nasional disebut Pimpinan Pusat disingkat PP ;
·
Kongres ;
·
Kongres Luar Biasa;
·
Konferensi Besar;
·
Rapat Kerja Nasional;
·
Rapat Pimpinan Nasional;
2.
Pimpinan IPNU dan IPPNU di Propinsi
disebut Pimpinan Wilayah
disingkat PW ;
·
Konferensi Wilayah;
·
Konferensi Wilayah Luar Biasa;
·
Rapat Kerja Wilayah;
·
Rapat Pimpinan Wilayah;
3.
Pimpinan IPNU dan IPPNU di
Kabupaten atau Kota
disebut Pimpinan Cabang disingkat PC
·
Konferensi Cabang;
·
Konferensi Cabang Luar Biasa;
·
Rapat Kerja Cabang;
·
Rapat Pimpinan Cabang;
4.
Pimpinan IPNU dan IPPNU di
Kecamatan disebut Pimpinan Anak Cabang disingkat PAC;
·
Konferensi Anak Cabang;
·
Konferensi Anak Cabang Luar
Biasa;
·
Rapat Kerja Anak Cabang;
·
Rapat Pimpinan Anak Cabang;
5.
Pimpinan IPNU dan IPPNU Desa
atau Kelurahan disebut Pimpinan Ranting disingkat PR
·
Rapat Anggota Ranting;
·
Rapat Kerja Ranting;
6.
Pimpinan IPNU dan IPPNU tingkat
Dusun (jika di
perlukan) disebut Pimpinan Anak Ranting disingkat PAR;
· Rapat
Anggota Anak Ranting;
7.
Pimpinan IPNU dan IPPNU untuk
Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi
disebut Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi disingkat PKPT;
· Konferensi
Komisariat Perguruan Tinggi;
· Rapat
Kerja Komisariat Perguruan Tinggi;
8.
Pimpinan IPNU dan IPPNU untuk
Lembaga Pendidikan di tingkat Pondok Pesantren, SLTP, SLTA dan
sederajat disebut Pimpinan Komisariat disingkat PK;
· Rapat
Anggota Komisariat;
· Rapat
Kerja Komisariat;
9. Pimpinan
IPNU dan IPPNU Luar Negeri
disebut Pimpinan Cabang Istimewa
disingkat PCI
· Konferensi
Cabang Istimewa;
· Konferensi
Cabang Istimewa Luar Biasa;
· Rapat
Kerja Cabang Istimewa;
· Rapat
Pimpinan Cabang Istimewa.
Kriteria
Pengurus IPPNU
1.
Pimpinan Pusat
a)
Usia setinggi–tingginya 27 tahun.
b)
Pendidikan serendah–rendahnya
S-1.
c)
Pengalaman Organisasi:
·
Sekurang–kurangnya 3 tahun aktif
sebagai anggota dan berprestasi;
·
Pernah menjadi
pengurus Pimpinan Wilayah dan/atau Pimpinan Cabang;
·
Pernah mengikuti latihan kader
muda dan latihan kader utama;
·
Berakhlak baik,
berdedikasi tinggi dan
loyal kepada organisasi.
d)
Khusus untuk
pengurus harian disyaratkan
pernah menjadi pengurus Pimpinan Pusat dan/atau Pimpinan Cabang serta
mendapat rekomendasi dari Pimpinan Wilayah.
Khusus untuk ketua
umum disyaratkan pernah menjadi
pengurus Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah dan mendapat rekomendasi dari PW.
e)
Status bebas.
f)
Pengurus harian tidak boleh
rangkap jabatan dengan pengurus parpol manapun.
g)
Pengurus harian tidak boleh
rangkap jabatan dengan OKP yang tidak
sehaluan dengan PD-PRT
dan citra diri IPPNU.
h)
Pengurus harian khususnya ketua
umum, sekretaris umum, bendahara umum
harus bersedia tinggal
di Jakarta.
2.
Pimpinan Wilayah
a.
Usia setinggi-tingginya 25 tahun.
b.
Pendidikan serendah-rendahnya SLTA
atau sederajat.
c.
Pengalaman organisasi:
§ Sekurang-kurangnya 3
tahun aktif sebagai anggota dan berprestasi;
§ Pernah
menjadi pengurus Pimpinan Cabang dan/atau Pimpinan Anak Cabang;
§ Pernah
mengikuti latihan kader muda;
§ Berakhlak baik,
berdedikasi tinggi dan
loyal kepada organisasi.
§ Khusus untuk
pengurus harian disyaratkan
pernah menjadi pengurus Pimpinan
Wilayah dan/atau Pimpinan Cabang.
d.
Status bebas.
e.
Pengurus harian tidak boleh
rangkap jabatan dengan parpol manapun.
f.
Pengurus harian tidak boleh
rangkap jabatan dengan OKP yang tidak
sehaluan dengan PD-PRT
dan citra diri IPPNU.
g.
Pengurus harian
khususnya ketua, sekretaris, bendahara harus bersedia tinggal
di wilayah ibukota provinsi setempat.
3.
Pimpinan Cabang
a.
Usia setinggi-tingginya 23 tahun.
b.
Pendidikan serendah-rendahnya SLTA
atau sederajat.
c.
Pengalaman organisasi:
·
Sekurang-kurangnya 3
tahun aktif sebagai
anggota dan berprestasi;
·
Pernah menjadi
pengurus Pimpinan Anak
Cabang dan/atau Pimpinan Ranting
dan/atau Pimpinan Komisariat
Perguruan Tinggi;
·
Pernah mengikuti latihan Kader
Muda;
·
Berakhlak baik, berdedikasi
tinggi dan loyal kepada organisasi
d.
Khusus untuk
pengurus harian disyaratkan
pernah menjadi pengurus Pimpinan
Cabang dan/atau Pimpinan Anak
Cabang.
e.
Status bebas.
f.
Pengurus harian tidak boleh
rangkap jabatan dengan parpol manapun.
g.
Pengurus harian tidak boleh
rangkap jabatan dengan OKP yang tidak
sehaluan dengan PD-PRT
dan Citra Diri IPPNU.
4.
Pimpinan Anak Cabang
a.
Usia setinggi-tinginya 21 tahun.
b.
Pendidikan serendah-rendahnya SLTP
atau sederajat.
c.
Pengalaman organisasi:
·
Sekurang-kurangnya 2
tahun aktif sebagai anggota dan berprestasi;
·
Pernah menjadi pengurus Pimpinan
Anak Cabang dan/atau Pimpinan Ranting
dan/atau Pimpinan Komisariat;
·
Pernah mengikuti Makesta;
·
Berakhlak baik, berdedikasi
tinggi dan loyal pada organisasi.
d.
Status bebas.
e.
Pengurus harian tidak boleh
rangkap jabatan dengan parpol manapun.
f.
Pengurus harian tidak boleh
rangkap jabatan dengan OKP yang tidak
sehaluan dengan PD-PRT
dan Citra Diri IPPNU.
5.
Pimpinan Ranting
a.
Usia setinggi-tingginya 19 tahun.
b.
Pendidikan serendah-rendahnya SLTP
atau yang sederajat.
c.
Pengalaman organisasi:
§ Sekurang-kurangnya 1
tahun aktif sebagai anggota dan berprestasi;
§ Pernah
mengikuti masa kesetiaan anggota;
§ Berakhlak
baik, berdedikasi tinggi dan loyal pada organisasi.
§ Khusus
ketua disyaratkan pernah menjadi pengurus Pimpinan Ranting.
d.
Status bebas.
e.
Pengurus harian tidak boleh
rangkap jabatan dengan parpol manapun.
f.
Pengurus harian tidak boleh
rangkap jabatan dengan OKP yang tidak
sehaluan dengan PD-PRT
dan Citra Diri IPPNU.
6.
Pimpinan Anak Ranting
a.
Usia setinggi-tingginya 19 tahun.
b.
Pendidikan serendah-rendahnya SLTP
atau yang sederajat.
c.
Pengalaman organisasi:
§ Sekurang-kurangnya 1
tahun aktif sebagai anggota dan berprestasi;
§ Pernah
mengikuti masa kesetiaan anggota;
§ Berakhlak
baik, berdedikasi tinggi dan loyal pada organisasi.
d.
Khusus ketua disyaratkan pernah
menjadi pengurus Pimpinan Ranting.
e.
Status bebas.
f.
Pengurus harian tidak boleh
rangkap jabatan dengan parpol manapun.
g.
Pengurus harian tidak boleh
rangkap jabatan dengan OKP yang tidak
sehaluan dengan PD-PRT
dan citra diri IPPNU.
7.
Pimpinan Komisariat Perguruan
Tinggi
a.
Usia setinggi-tingginya 22 tahun.
b.
Pengalaman organisasi:
·
Sekurang-kurangnya 1
tahun aktif sebagai anggota;
·
Pernah mengikuti makesta atau
diklatama;
·
Berakhlak baik, berdedikasi
tinggi dan loyal pada organisasi.
c.
Khusus ketua disyaratkan pernah
menjadi pengurus Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi.
d.
Status bebas.
e.
Pengurus harian tidak boleh
rangkap jabatan dengan parpol manapun.
f.
Pengurus harian tidak boleh
rangkap jabatan dengan OKP yang tidak
sehaluan dengan PD-PRT
dan citra diri IPPNU.
8.
Pimpinan Komisariat
a.
Usia setinggi-tingginya 18
tahun untuk pendidikan formal dan
usia 20 tahun
untuk pendidikan non formal.
b.
Pendidikan serendah-rendahnya SLTP/sederajat untuk pendidikan
formal dan serendah-rendahnya SD/MI untuk pendidikan non
formal.
c.
Pengalaman organisasi:
·
Sekurang-kurangnya 1
tahun aktif sebagai anggota;
·
Pernah mengikuti masa kesetiaan anggota atau diklatama;
·
Berakhlak baik, berdedikasi
tinggi dan loyal pada organisasi.
d.
Khusus untuk
ketua disyaratkan pernah
menjadi pengurus Pimpinan Komisariat.
e.
Status bebas.
f.
Pimpinan Komisariat masih aktif
sebagai siswa/santri di lembaga tersebut
9.
Pimpinan Cabang Istimewa
Kriteria pengurus
Pimpinan Cabang Istimewa
diatur berdasarkan kebijakan Pimpinan Pusat.
Lambang
Organisasi
a) Lambang organisasi IPNU yang berbentuk bulat, artinya
kontinyu atau terus menerus
b) Warna dasar hijau dilingkari warna kuning berarti
kebenaran dan hikmah yang tinggi
c) Warna putih suci, warna kuning di antara putih adalah
hikmah dan cita-cita yang tinggi.
d) Tiga titik diantara tulisan I.P.N.U adalah iman, islam
dan ikhsan
e) enam sirip yang mengapit huruf I.P.N.U adalah rukun
iman
f) Bintang adalah ketinggian cita – cita
g) Satu bintang besar adalah Nabi Muhammad SAW
h) Empat bintang dikanan dan kiri adalah
khulafaurrosyidin
j) Dua kitab adalah Al – qur’an dan Hadist
k) Bulu angsa adalah pena (ilmu), bulu bersilang adalah
ilmu agama dan umum
l) Sudut bintang lima adalah rukun islam
a) Lambang organisasi IPPNU yang berbentuk segitiga
adalah iman,islam dan ikhsan, dua garis tepi dua kalimah syahadat
b) Warna dasar hijau adalah kebenaran, putih adalah
kesucian, kuning adalah hikmah yang tinggi
c) Bintang Sembilan : satu bintang besar adalah Nabi
Muhammad SAW, empat bintang kanan kiri adalah khulafaurrosyidin, empat bintang
bawah kanan kiri adalah empat madzhab
d) Dua kitab adalah Al qur’an dan hadist
e) Bulu ayam bersilang adalah aktif menuntut ilmu baik
umum maupun agama serta rajin membaca atau menulis
f) Dua kuntum melat warna putih adalah perpadua antara
agama dan umum
g) Lima titik antara tulisan IPPNU adalah rukun islam
KEORGANISASIAN
Keorganisasian
adalah suatu badan yang di mana di dalamnya terdiri dari beberapa orang yang
mempunyai visi dan misi yang sama. Atau organisasi ialah setiap bentuk
persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara
formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan.
Sekelompok orang yang yang ingin mencapai tujuan
melalui kerja sama memerlukan aturanya dan koordinasi terhadap
kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Sebab jika salah seorang tidak bergerak,
maka sasaran dan tujuan tidak akan tercapai sebagaimana diinginkan. Dapat
dikatakan bahwa organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan, karena
organisasi itu mengejar tujuan dan sasaran yang dapat dicapai secara lebih
efisien dan klebih efektif dengan tindakan yang dilakukan secara bersama -
sama. Organisasi dimana individu menjadi anggotanya dapat berukuran yang
berbeda - beda, baik besarnya, strukturnya, kompleksitasnya maupun tujuannya.
Struktur Organisasi
Struktur
organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam
organisasi.Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda
tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi
juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan
penyampaian laporan.
Komponen
Organisasi
1. Tujuan
Merupakan sesuatu yang akan di capai dalam rentang waktu tertentu, Tujuan berdasarkan rentang dan cakupanya dapat di bagi dala beberapa karakteristik antara
• Tujuan Jangka panjang
Merupakan sesuatu yang akan di capai dalam rentang waktu tertentu, Tujuan berdasarkan rentang dan cakupanya dapat di bagi dala beberapa karakteristik antara
• Tujuan Jangka panjang
• Tujuan Jangka menengah dan
• Tujuan Jangka pendek
2. Struktur
Struktur Organisasi sangat penting untuk dapat dipahami oleh semua komponen dalam rangka menciptakan system kerja yang efektif dan efesien.
Struktur Organisasi sangat penting untuk dapat dipahami oleh semua komponen dalam rangka menciptakan system kerja yang efektif dan efesien.
3. Sistem
Terbagi dalam komponen penyusun yang saling berikatan yaitu :
• Input
Terbagi dalam komponen penyusun yang saling berikatan yaitu :
• Input
• Proses
• Output
• Feedback
Management
Dalam Organisasi
Dalam sutau
organisasi perlu adanya management sehingga dalam berjalannya Organisasi tetap
eksis dan tidak Staknan. Adapun management yang diperlukan dalam Organisasi
antara lain :
Planning
Planning merupakan suatu perencanaan dari sebuah konsep pemikiran untuk mencapai hasil yang diinginkan Secara sederhana perencanaan dapat dirumuskan sebagai penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkan.
Planning merupakan suatu perencanaan dari sebuah konsep pemikiran untuk mencapai hasil yang diinginkan Secara sederhana perencanaan dapat dirumuskan sebagai penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkan.
Tetapi
biasanya secara lebih detail perencanaan dirumuskan sebagai penetapan atau
penyusunan langkah-langkah sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut:
apa yang harus dicapai, bilamana hal tersebut harus dicapai, dimana hal itu
harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang bertanggung jawab
atas pencapaian tujuan, dan mengapa sesuatu hal harus dicapai.
Di dalam
bahasa Inggris perencanaan (planning) dirumuskan sebagai tindakan yang harus
dilakukan dalam menjawab 6 buah pertanyaan yang lazim dikenal sebagai 5 W+1H, yaitu:
a. indakan
apa yang harus dikerjakan (WHAT)
b. Apakah
sebabnya tindakan itu dikerjakan (WHY)
c. Dimanakah
tindakan itu akan dilakukan (WHERE)
d. Bilamana
tindakan itu dikerjakan (WHEN)
e. Siapa
yang akan mengerjakan tindakan itu (WHO)
f. Bagaimana
pelaksanaannya (HOW)
Organizing
Organizing merupakan penetapan susunan organisasi agar dalam pelaksanaan suatu kegiata tidak terjadi tumpah tindih. Berdasarkan hubungan antara orang-orang yang terdapat di dalam suatu organisasi dikenal pula adanya organisasi formal , yaitu sistem kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dan dikoordinasikan secara sadar untuk mencapai tujuan tertentu; dan organisasi informal yang merupakan kempulan hubungan antara pribadi-pribadi tanpa tujuan bersama yang disadari. Meskipun pada akhirnya hubungan-hubungan tak disadari tersebut ternyata dilakukan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian seperti halnya administrasi, maka ada tiga unsur utama dalam organisasi, yaitu:
1. adanya
sekelompok orang
2. adanya
hubungan kerjasama antara orang-orang tersebut
3. adanya
tujuan bersama yang ingin dicapai
Action
Setelah ada perumusasn tujuan maka dilakunkanya tindakan agar tujuan organisasi bukan hanya sebatas konsep semata. Actuating/pelaksanaan adalah roh dari organisasi. Hanya omong kosong jika perencanaan tidak diikuti dengan aksi yang sesuai. Implementasi adalah sama pentingnya dengan perencanaan. Tanpa pelaksanaan yang baik rencana akan hancur berantakan tanpa sempat mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu adanya pendelegasian yang tepat untuk suatu tugas tertentu. Serahkanlah suatu hal pada ahlinya. Jika ditangani ahlinya tentu suatu persoalan akan selesai lebih cepat dan hasilnya pun baik. Untuk menunjuk orang yang tepat di tempat yang tepat perlu adanya komunikasi terus menerus antara anggota organisasi. Dengan adanya komunikasi dan silaturahmi, kompetensi seseorang seringkali akan dapat diketahui. Selain itu komunikasi sangat penting dilakukan antara planner danactuator. Komunikasi penting untuk menyelaraskan antara keinginan perencana dengan pelaksana. Agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat mengganggu jalannya organisasi Rencana bisa berubah di tengah jalan jika ternyata pada pelaksanaannya terdapat situasi yang mendesak. Oleh karena itu pelaksanaan haruslah bersifat fleksibel tanpa keluar dari jalur tujuan yang hendak dicapai. Orang mengatakan ‘banyak jalan menuju ke Roma’.
Setelah ada perumusasn tujuan maka dilakunkanya tindakan agar tujuan organisasi bukan hanya sebatas konsep semata. Actuating/pelaksanaan adalah roh dari organisasi. Hanya omong kosong jika perencanaan tidak diikuti dengan aksi yang sesuai. Implementasi adalah sama pentingnya dengan perencanaan. Tanpa pelaksanaan yang baik rencana akan hancur berantakan tanpa sempat mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu adanya pendelegasian yang tepat untuk suatu tugas tertentu. Serahkanlah suatu hal pada ahlinya. Jika ditangani ahlinya tentu suatu persoalan akan selesai lebih cepat dan hasilnya pun baik. Untuk menunjuk orang yang tepat di tempat yang tepat perlu adanya komunikasi terus menerus antara anggota organisasi. Dengan adanya komunikasi dan silaturahmi, kompetensi seseorang seringkali akan dapat diketahui. Selain itu komunikasi sangat penting dilakukan antara planner danactuator. Komunikasi penting untuk menyelaraskan antara keinginan perencana dengan pelaksana. Agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat mengganggu jalannya organisasi Rencana bisa berubah di tengah jalan jika ternyata pada pelaksanaannya terdapat situasi yang mendesak. Oleh karena itu pelaksanaan haruslah bersifat fleksibel tanpa keluar dari jalur tujuan yang hendak dicapai. Orang mengatakan ‘banyak jalan menuju ke Roma’.
Begitupun
dengan action (pelaksanaan), ia harus bisa menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi. Bukan mengalir dengan arus bukan pula melawan arus tetapi berusaha
membelokkan arus perlahan-lahan ke arah yang kita kehendaki.
Controlling
Controlling adalah suatu tindakan pengawasan yang di lakuka agar kegiatan berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
Controlling adalah suatu tindakan pengawasan yang di lakuka agar kegiatan berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
Faktor-faktor yang menentukan perancangan tipe organisasi yaitu :
-
Strategi organisasi pencapaian tujuan.
-
Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output.
-
Kemampuan dan cara berpikir.
-
Besarnya organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur organisasi.
Unsur-unsur tipe organisasi terdiri dari :
-
Spesialisasi kegiatan
-
Koordinasi kegiatan
-
Standarisasi kegiatan
-
Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
-
Ukuran satuan kerja
Bentuk-bentuk
Organisasi Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan
departementasi yang menunjukkan hubungan kerja sama. Bagan ini menggambarkan
lima aspek utama suatu struktur organisasi, yaitu :
-
Pembagian kerja
-
Rantai perintah
-
Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
-
Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
-
Tingkatan manajemen
Pengorganisasian
merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan Pengorganisasian yang dapat
diartikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan
tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil dari
pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Struktur
organisasi adalah sekumpulan komponen-komponen (unit-unit kerja) yang telah
disusun dalam organisasi. Struktur organisasi berguna untuk menunjukkan adanya
beberapa pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau
kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda agar bisa dikoordinasikan . Selain itu
struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan,
saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur
Organisasi juga merupakan suatu kerangka yang menunjukkan seluruh
kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi, yang
berhubungan dengan fungsi, wewenang dan tanggung jawab untuk mencerminkan
mekanisme-mekanisme formal pada pengelolaan organisasi
Berikut ini
adalah definisi Tipe atau Bentuk Organisasi menurut beberapa ahli adalah:
1. ORGANISASI LINI/GARIS (LINE ORGANIZATION)
Organisasi
Lini/Garis diciptakan oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk
organisasi yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dengan
bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan yang
terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain masing-masing dihubungkan
dengan garis wewenang atau komando. Organisasi ini sering disebut dengan
organisasi militer. Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil.
Contohnya; Perbengkelan, Kedai Nasi, Warteg, Rukun tetangga.
Memiliki Ciri-ciri
Organisasi Lini adalah :
- Hubungan antara atasan dan bawahan masih
bersifat langsung dan memiliki Jumlah karyawan yang sedikit
- Pemilik
modal merupakan pemimpin tertinggi
- Belum terdapat spesialisasi Masing-masing
kepala unit mempunyai wewenang & tanggung jawab penuh atas segala bidang
pekerjaan
- Struktur organisasi sederhana dan stabil
Organisasi tipe garis ini biasanya diterapkan kepada organisasi kecil yang
disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)
2. ORGANISASI LINI DAN STAF (LINE AND STAFF ORGANIZATION)
Organisasi
Garis dan Staf diciptakan oleh Harrington Emerson. Organisasi Garis dan Staf
Merupakan bentuk organisasi yang mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi
garis seperti adanya pengawasan secara langsung, serta mengambil
kelebihan-kelebihan dari organisasi staf seperti adanya spesialisasi kerja.
Organisasi Garis dan Staf merupakan kombinasi dari organisasi lini dan azas
komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para
staff, dimana staff berperan untuk memberi masukan, bantuan pikiran,
saran-saran, dan data informasi yang dibutuhkan.
Memiliki
Ciri-ciri:
-
Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung
-
Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff
-
Terdapat 2 kelompok wewenang yaitu lini dan staff
-
Jumlah karyawan banyak Organisasi besar, bersifat komplek Adanya spesialisasi
3. ORGANISASI FUNGSIONAL (FUNCTIONAL ORGANIZATION)
Organisasi
Fungsional diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun
berdasarkan pada sifat dan macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan. masalah
pembagian kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.
Memiliki
Ciri-ciri:
-
Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan
-
Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan
-
Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis
-
Target-target jelas dan pasti Pengawasan ketat
-
Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi
4. ORGANISASI LINI DAN FUNGSIONAL (LINE AND FUNCTIONAL ORGANIZATION)
Suatu bentuk
organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala
unit (Kepala Bagian) untuk mengambil keputusan dalam bidang pekerjaan tertentu
dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang kepada
pejabat fungsional yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil
tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon atau
tingkatan.
Memiliki
Ciri-ciri:
-
Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan
tugas-tugas yang bersifat bantuan.
-
Terdapat spesialisasi yang maksimal dan tidak
menonjolkan perbedaan tingkatan dalam pembagian kerja
5. ORGANISASI LINI, FUNGSIONAL DAN STAF (LINE, FUNCTIONAL AND STAFF
ORGANIZATION)
Organisasi
ini merupakan perkembangan lebih lanjut atau merupakan gabungan dari organisasi
yang berbentuk lini fungsional dan staf..
Memiliki
Ciri-ciri:
- Organisasi
besar dan kadang sangat ruwet
- Jumlah
karyawan banyak.
- Mempunyai
- unsur
karyawan pokok: Karyawan dengan tugas pokok (line personal), Karyawan dengan
tugas bantuan (staff personal), Karyawan dengan tugas operasional fungsional
(functional group)
6. ORGANISASI KOMITE (COMMITE ORGANIZATION)
Suatu
organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu lainnya dilaksanakan
secara kolektif.
Organisasi
komite terdiri dari :
1. Executive
Committee ( Pimpinan Komite), yaitu para anggotanya mempunyai wewenang lini
2. Staff
Committee, yaitu orang – orang yang hanya mempunyai wewenang staf
Memiliki
ciri-ciri :
- Adanya
dewan dimana anggota bertindak secara kolektif
-
Adanya hak, wewenang dan tanggung jawab sama dari masing-masing anggota dewan.
- Asas
musyawarah sangat ditonjolkan
- Organisasinya
besar & Struktur tidak sederhana
- Biasanya
bergerak dibidang perbankan, asuransi, niaga.
Adapun
hal-hal penting yang perlu dipenuhi dalam membentuk suatu organisasi agar suatu
organisasi dapat berjalan dengan efektif.
- Waktu. Untuk dapat berpatisipasi diperlukan
waktu. Waktu yang dimaksudkan disini adalah untuk memahamami pesan yang
disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut mengandung informasi mengenai apa dan
bagaimana serta mengapa diperlukan peran serta.
- Bilamana
dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang, hendaknya dibatasi
seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan
efek negatif. Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan
organisasi dimana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang
menjadi perhatiannnya.
- Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk
berpartisipasi, dalam arti kata yang bersangkutan memiliki luas lingkup
pemikiran dan pengalaman yang sama dengan komunikator, dan kalupun belum ada,
maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh komunikator.
-
Komunikator harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik,
misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga
tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.
- Para
pihak yang bersangkutan bebas di dlam melaksanakan peran serta tersebut sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan.
- Bila partisipasi diadakan untuk menentukan
suatu kegiatan hendaknya didasarkan kepada kebebasan dalam kelompok, artinya
tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau
gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak-pihak yang bersangkutan. Hal ini
didasarkan kepada prinsip bahwa partisipasi adalah bersifat persuasif.
KEPEMIMPINAN
Pengertian
Kepemimpinan
Pengertian dari kepemimpinan sendiri
adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal
berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Griffin membagi kepemimpinan menjadi
dua konsep, yaitu sebagi proses dan
sebagai atribut, sebagai proses
berarti kepemimpinan difokuskan kepada pemimpin, yaitu proses dimana para
pemimpin menggunakan pengaruhnya kepada yang dipimpin untuk memperjelas tujuan
serta memotivasi yang dipimpin untuk mencapainya, serta membantu menciptakan
suatu budaya produktif dalam organisasi, sedangkan dalam sisi atribut
kepemimpinan adalah kumpulan sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Pengertian
Pemimpin
Seorang pemimpin adalah seseorang yang
aktif membuat rencana-rencana mengkoordinir, melakukan percobaan dan memimpin
untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Sebagai seorang kader muslim, sudah
selayaknya kembali bercermin kepada sifat-sifat Rosululloh SAW yaitu :
1.
Shidiq : Benar dalam
keyakinan, ucapan dan tindakan
2.
Amanah : Terpercaya dalam
keyakinan, ucapan, dan tindakan
3.
Tabligh : Penyampaian wahyu, Idiologi organisasi, ide pribadi, maupun
dari orang lain
4.
Fathonah :
Cerdas dan peka atau cepat tanggap terhadap problema yang terjadi dalam
masyarakat
Ada beberapa teori tentang timbulnya
seorang yang menjadi pemimpin antara lain :
1.
Teori
Genetika :
Seorang pemimpin yang lahir sebab karena keturunan, ia ditaqdirkan menjadi
pemimpin dalam situasi yang bagaimanapun
2.
Teori
Sosial
: Seorang pemimpin yang lahir
karena disiapkan melalui proses pendidikan, meskipun orang tersebut kurang
berbakat menjadi pemimpin
3.
Teori
Ekologi : Seorang
pemimpin yang lahir dan sudah mempunyai bakat terus dikembangkan melalui proses
pendidikan dan pengalaman dan pengaruh lingkungan ia berada
Peran dan Tugas Seorang Pemimpin
1. Pemimpin bekerja dengan orang
lain
Seorang pemimpin
adalah orang yang bertanggung jawab dalam bekerja dengan orang lain baik yang
ada dalam organisasi maupun di luar organisasi.
2. Pemimpin adalah tanggung jawab
dan mempertanggung jawabkan (akuntabilitas).
Seorang pemimpin
bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi,
untuk mencapai hasi yang terbaik.Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan
yang dipimpin tanpa kegagalan.
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian
tujuan dan prioritas
Proses
kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan
mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat
mendelegasikan tugas-tugasnya kepada anggotanya. Kemudian pemimpin harus bisa
mengatur waktu secara efektif, dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4. Pemimpin harus berpikir secara
analisis dan konseptual
Seorang pemimpin
harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat
mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan
seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
5. Pemimpin adalah seorang mediator
Konflik pasti
akan selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh Karena itu, pemimpin
harus dapat menjadi seorang mediator (penengah) dalam menyelesaikan masalah
yang sedang terjadi.
6. Pemimpin adalah politisi dan
diplomat
Seorang pemimpin
harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang
pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
7. Pemimpin membuat keputusan yang
sulit
Dalam sebuah
perjalanan organisasi tak dapat dihindari adanya sebuah masalah, maka seorang
pemimpin selayaknya bisa memecahkan masalah yang sedang terjadi.
Prinsip-prinsip
Dasar Kepemimpinan
Karakteristik seorang pemimpin
didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut :
1.
Seorang yang belajar seumur hidup
2.
Berorientasi pada pelayanan
3.
Membawa energi yang positif
Sifat-Sifat
Pemimpin
1. Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin
mempercayai orang lain termasuk anggotanya, sehingga mereka mempunyai motivasi
dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus
diikuti dengan kepedulian.
2. Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin
adalah sosok yang bisa menyeimbangkan segala sesuatunya dalam kehidupan, entah
itu tentang waktu, kegiatan, dsb, lebih jauh lagi keseimbangan dalam orientasi
atau tujuan, misalkan bukan hanya memikirkan hidup namun juga memikirkan
kematian.
3. Melihat kehidupan sebagai
tantangan
Seorang pemimpin
juga mempunyai karakter melihat tantangan dalam kehidupan, yang artinya
menikmati kehidupan dan segala konsekuensinya, karena pada dasarnya hidup ini
adalah sebuah tantangan yang harus diselesaikan.
4. Sinergitas
Seorang pemimpin
harus bisa bersinergi yang artinya memahami bahwa antara satu dengan yang lain
adalah saling melengkapi, karena dengan sinergi yang baik dapat menciptakan
suasana yang harmonis dan produktif.
Tipe-Tipe
Pemimpin
1. Otoriter
Ø Menganggap
bahwa organisasi adalah milik pribadi.
Ø Mengidentikkan
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
Ø Menganggap
bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata tidak mau menerima kritik, saran
dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar.
Ø Selalu
bergantung pada kekuasaan formal.
Ø Dalam
menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan (Approach) yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.
2. Militer
Ø Dalam
menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan
digunakan sebagai alat utama.
Ø Dalam
menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.
Ø Senang
kepada formalitas yang berlebihan.menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan
mutlak dari bawahan.
Ø Tidak
mau menerima kritik dari bawahan.
Ø Menggemari
upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Paternalistis/Maternalistik
Ø Menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
Ø Bersikap
terlalu melindungi bawahan.
Ø Jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan karena itu
jarang dan pelimpahan wewenang.
Ø Jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan inisiatif daya
kreasi.
Ø Sering
menganggap dirinya maha tahu.
4. Karismatis
Tipe kepemimpinan
karismatis seperti memiliki kekuatan energy, daya tarik dan pembawaan yang luar
biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga banyak orang yang mengikutinya,
keemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan gaib (supranatural power)
dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya dari karunia Yang
Maha Kuasa, kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan
berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri.
5. Demokratis
Ø Dalam
proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia
itu adalah makhluk yang termulia di dunia.
Ø Selalu
berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan
organisasi.
Ø Senang
menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.
Ø Mentolerir
bawahan yang membuat kesalahan dan memberikan pendidikan kepada bawahan agar
jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisiatif
dan prakarsa dari bawahan.
Ø Lebih
menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
Ø Selalu
berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
Ø Berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
MARS IPNU
Lagu : Mochtar Embut
Sajak : Mahbub Djunaidi
Wahai pelajar Indonesia
Siapkanlah barisanmu
Bertekat bulat bersatu
Dibawah kibaran panji IPNU
Ayo hai pelajar Islam yang setia
Kembangkanlah agamamu
Dalam negara Indonesia
Tanah air yang kucinta
Dengan berpedomana kita belajar
Berjuang serta bertaqwa
Kita bina watak nusa dan bangsa
Tuk kejayaan masa depan
Bersatu wahai pelajar Islam yang jaya
Tunaikanlah keajiban yang mulia
Ayo maju pantang mundur
Dengan rahmat tuhan kita perjuangkan
Ayo maju pantang mundur
Pasti tercapai adil makmur
MARS IPPNU
Lagu : Mochtar Embut
Sajak : Mahbub Djunaidi
Sinarlah
gelap terbitlah terang
Mentari
timur sudah bercahaya
Ayunkan
langkah pukul genderang
segala
rintangan mudur semua
Tiada
laut sedalam iman
Tiada
gunung setinggi cita
Sujud
kepala kepada Tuhan
Tegak
kepala lawan derita
Dimalam
yang sepi
Dipagi
yang terang
Hatiku
teguh bagimu ikatan
Dimalam
yang hening
Dihati
membakar
Hatiku
penuh bagimu pertiwi
Mekar
seribu bunga di taman
Mekar
cintaku pada ikatan
Ilmu
kucari amal kuberi
Untuk
agama bangsa negeri
HYMNE PELAJAR
NAHDLATUL ULAMA
Bersemilah-bersemilah
Tunas-tunas
NU
Tumbuh
subur-tumbuh subur
Di
persada NU
Masa
depan ditanganmu
Untuk
meneruskan perjuangan
Mekar
indah-mekar indah
Kau
harapan NU
Kita
bangun-kita bangun
Jiwa
besar NU
Nan
bertaqwa nan berjiwa
Islam
Ahlussunnah Waljama’ah
Bersemilah-bersemilah
Tunas-tunas
NU
Tumbuh
subur-tumbuh subur
Di
persada NU
Hari
depan mengharapkan
Darma
bakti akan kita abdikan
Bersemilah-bersemilah
Tunas-tunas
NU
SUSUNAN PENGURUS
PIMPINAN
ANAK CABANG
IKATAN
PELAJAR NAHDLATUL ‘ULAMA (IPNU)
KECAMATAN SOKARAJA
PERIODE 2015
- 2017
PELINDUNG : MWC NU Kecamatan
Sokaraja
PEMBINA :
1. Ahmad Zen
2. Ahmad Munawar
3. Mahbub Saefullah
4. Zuhdi Budi Kurniawan
5. Sunu Dian Sukmana
6. Agyl Fajril Huda
7. Syahrul Mubarok
KETUA :
Muhammad Fahmi Kamal
WAKIL KETUA :
Ibnu Baharudin Syah
SEKRETARIS :
Fajar Ma’ruf Maulana
WAKIL SEKRETARIS :
Dhidhi Azhar Yulianto
BENDAHARA :
Firdaus Eko Indarto
WAKIL BENDAHARA :
Rois Tri Ghozali
DEPARTEMEN PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
1.
Ajis
Muslim
2.
Ahmad
Sibaweh
3.
Farhan
Salim
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
DAN PENGKADERAN
1.
M.
Sofwan Karim
2.
Ardi
Alfiani
3.
Ikrar
Bakti Bagi Alam
DEPARTEMEN DAKWAH
DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
1.
Bayu
Putra Mulya
2.
M.
Lukman Hakim
3.
Ashof
Fajar Sidiq
4.
Muhammad
Maulidin
DEPARTEMEN OLAHRAGA
DAN SENI BUDAYA
1.
Bagus
Haykal Fannani
2.
Hasdar
Syahroni
3.
Dholat
Priyatno
4.
Ahmad
Mukharis
LEMBAGA EKONOMI DAN KEWIRAUSAHAAN
1. Anis
Muhajir Nasyifa
2. Fatchur
Rochman Hidayat
3. Lu’lu
Khabib Lutfillah
4. Wahyu Dwi
Cahyono
SUSUNAN PENGURUS
PIMPINAN
ANAK CABANG
IKATAN
PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ‘ULAMA (IPPNU)
KECAMATAN SOKARAJA
PERIODE 2015
- 2017
PELINDUNG : MWC NU Kecamatan
Sokaraja
PEMBINA :
1. Ulfah Zuraida
2. Tati Irawati
3. Evi Masruroh Nur Baiti
4. Feriyati Inayatul Malikhah
5. Lady Itsnia Ulinna’mah
KETUA :
Mery Septiana Hakim
WAKIL KETUA I :
Rismawati Nur Asih
WAKIL KETUA II : Nisa Nailul Rahmah
WAKIL KETUA III :
Tika Winarti
SEKRETARIS :
Lu’lu Ul Jannah
WAKIL SEKRETARIS I :
Endratul Khoir Fika Lestari
WAKIL SEKRETARIS II : Silvia Hikmawati
BENDAHARA :
Delima Nur Azizah
WAKIL BENDAHARA :
Evah Yuli Setiawati
DEPARTEMEN PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
1.
Amara
Fitriani
2.
Ismun
Fatimah
3.
Faida
Nasiroturrohmah
4.
Zahara
Yuyun Nailufar
5.
Amelia
Dwi Lestari
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
DAN PENGKADERAN
1.
Listia
Zakiyatu Zahroh
2.
Nadia
Setya Indriani
3.
Faridatul
Fuadilah
4. Meyla Fatikhatul Inayah
DEPARTEMEN DAKWAH
DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
1.
Adilah
Cahyaning Kusumawardani
2.
Qurrotu
Aini
3.
Tati
Ramelan
4.
Silvani
Amelia Ramadhani
DEPARTEMEN PENGEMBANGAN MINAT DAN BAKAT
1.
Diah
Fatmawati
2.
Tia
Kurnianingsih
3.
Zulfa
Aliya Rahmah
4.
Annisa
Kartika S
LEMBAGA EKONOMI DAN KEWIRAUSAHAAN
1. Nur
Mustafiqoh
2.
Septi Irfianti
3.
Zakkiyah Nur M
4.
Pijar Rahmah
5. Eka
Yuliani Saputri
Maaf mas boleh ngga saya mau copy buku sakunya
ReplyDelete