Wednesday, June 7, 2017

BUKU SAKU IPNU IPPNU



                                                     BUKU SAKU                                         

                                          IPNU - IPPNU  




    

    
DITERBITKAN OLEH :

PIMPINAN ANAK CABANG
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA
KECAMATAN SOKARAJA

    


    











AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH (ASWAJA)

          Ahlussunnah wal jama’ah (aswaja) berasal Ahlun yang berarti keluarga, golongan, Sunnah berarti segala yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW (perkataan, perbuatan, kesepakatan), Aljamaah (kelompok, golongan, mayoritas). Secara istilah, aswaja adalah golongan yang mengikuti sunnah nabi dan ijma’ atau kesepakatan para sahabat, tabi’in dan ulama.
Secara subtansi faham aswaja sebenarnya adalah “rasa” dari islam itu sendiri sesuai islam dan hadist, jadi bukan sebuah organisasi. Namun semenjak wafat Nabi sebagai konsekuensi perkembangan zaman dan kondisi daerah yang berbeda dan tentunya “hilangnya” Nabi selaku orang yang bisa menjawab semua persoalan terkait hukum islam, di kalangan umat islam mulai muncul perbedaan-perbedaan terkait bagaimana hukum dari persoalan-persoalan yang pada masa nabi belum pernah ada/terjadi. Hal ini yang akhirnya banyak menimbulkan perbedaan, perdebatan, bahkan perpecahan di kalangan umat islam itu sendiri. Dimulai semenjak masa khalifah Usman bin Affan (tahun 25-35H) muncullah gerakan/paham syiah, dipakarsai oleh Abdullah bin Saba yang berlebihan dalam memuja sahabat Ali Karamallahu Wajhah dan ahli bait, serta membenci para kholifah-kholifah sebelum Ali KW. Kemudian pada masa khalifah Ali KW (35-40H) selain kaum syiah, muncul juga paham khawarij yang dikomandani Abdullah bin Wahab Arrasyidi yang kecewa dengan sahabat Ali KW karena menerima tahkim (perjanjian), dan menganggap kafir sahabt Muawiyahibnu Sofyan karena memenangkan tahkim denagn cara licik. Dan seterusnya perpecahan umat islam terus terjadi hingga pada akhir abad III Hijriyah muncul gerakan untuk mengembalikan islam ke faham sesuai ajaran Nabi SAW dan para sahabat, tabi’in, dan ulama-ulama terdahulu (Aswaja) yang di gagas oleh dua orang ulama besar dalam Ushuludin, yaitu Syaikh Abu Hasan Al Asy’ari (260-324 H), dan Syaikh Abu Mansur Al Maturidi (333H).
Dalam sejarah pada masa itu terjadilah peristiwa yang dinamakan “Fitnah Quran Makhluk” yang mengorbankan beribu-ribu ulama yang tidak sepaham dengan Mu’tazilah. Pada awalnya syeikh Abu Hasan Al Asy’ari adalah seorang Mu’tazilah yang berguru pada Muhammad bin Abdul Wahab AlJabai, namun karena beliau melihat banyak kesalahan besar, banyak yang bertentangan dengan i’tiqad dan kepercayaan Nabi SAW, sahabat-sahabat, serta Al Quran dan Hadits sehingga akhirnya beliau menyatakan keluar dari paham Mu’tazilah.





DAFTAR RINGKAS FAHAM ASWAJA
1.     Tuhan itu ada, namanya Allah dan 99 nama Allah (Asmaul Husna)
2.     Tuhan mempunyai sifat wajib 20, sifat mustahil 20, dan 1 sifat jaiz (fi’lu kulli mumkinin autarkuhu)
3.     Wajib percaya bahwa mailakat ada, dan yang wajib diimani ada 10
4.     Wajib percaya pada kitab-kitab Allah
5.     Wajib percaya adanya Nabi dan Rasul terutama 25 Rasul
6.     Percaya adanya hari kiamat
7.     Percaya adanya qadha dan qadar
8.     Pahala sedekah, wakaf, pahala bacaan tahlil, sholawat, bacaan-bacaan Quran boleh di hadiahkan kepada orang yang telah mati dan sampai kepada mereka
9.     Melakukan ziarah kubur termasuk ibadah dan sunnah hukumnya
10.                        Berdoa dengan washilah/tawashul sunnah hukumnya
11.                        Nabi terakhir adalah Nabi Muhammad SAW
12.                        Percaya adanya syafaat, keramat, karomah dam mukjizat
13.                        Dalam soal pertikaian dan peperangan yang terjadi antara para sahabat Nabi, kaum Aswaja menaggapi secara positif dan menganggap sebagai bentuk ijtihad, dimana jika ijtihadnya benar maka mendapat pahala 2, dan jika ijtihadnya salah akan mendapatkan satu pahala.

NAHDLATUL ULAMA


Nahdaltul Ulama secara etimologis mempunyai arti “kebangkitan ulama” atau “bangkitnya para ulama” adalah sebuah organisasi yang didirikan sebagai tempat berhimpun seluruh ulama dan umat islam ahlussunnah waljamaah di Indonesia dengan tujuan untuk memelihara tegaknya ajaran dan dakwah islam ahlussunnah waljamaah.

Sejarah Nahdlatul Ulama
Sejarah terbentuknya NU tidak lepas dari perkembangan islam internasional, khususnya di Timur Tengah. Sejak Bani Saud berhasil mendirikan kembali dinastinya (Saudi Arabia) pada sekitar abad ke 17 dengan bantuan ulama Syeikh Ahmad bin Abdul Wahab yang berhaluan Taimiyahisme (Wahabiyah) maka warna islam di jazirah Arab sebelumnya didominasi golongan suni (ahlussunnah) terdesak oleh ajaran baru yang kemudian dikenal dengan paham Wahabi. Dengan dukungan dari kerajaan Saudi paham ini berhasil melancarkan misi dakwahnya yang bersifat puritan dan radikal. Gerakan yang memicu perselisihan pada waktu itu (awal abad ke 20) adalah penghancuran makam-makam sahabat, auliya, ulama, dan bahkan makam Nabi Muhammad SAW pun termasuk dalam daftar penghancuran. Gerakan ini didasari alasan paham Wahabi yang menolak praktik ritual ziarah kubur yang di anggap sebagai bid’ah dan syirik. Menyikapi permasalahan tersebut ulama-ulama Ahulussunnah di Indonesia segera bermusyawarah di rumah KH. Wahab Chasbullah (Surabaya)dan sepakat untuk membentuk Komite Hijaz dengan misi melakukan diplomasi mencegah penghancuran makam Rasulullah dan peninggalan Islam lainnya. Delegasi Komite Hijaz terdiri dari KH. Wahab Chasbullah, Syaikh Ghonaim (Mesir, sebagai penasehat) dan KH. Dahlan Qohar (santri Indonesia yang berada di Mekkah). Akhirnya rekomendasi tersebut berhasil disetujui oleh pihak Kerajaan Saudi dengan beberapa syarat. Dengan demikian akhirnya hingga kini umat muslim sedunia yang melakukan ibadah haji masih dapat berziarah ke maka Rasulallah SAW dan lainnya.
Sejak Komite Hijaz berhasil melakukan misinya, ma ka kemudian disepakati bahwa komite ini tidak di bubarkan, akan tetapi ditransformasikan menjadi organisasi/jami’iyyah dengan nama Nahdlatul Ulama yang secara resmi berdiri pada tanggal 16 Rajab 1344 H atau bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926 M di rumah KH. Ridwan Abdullah (Bubutan, Surabaya). Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari terpilih sebagai Rais Akbar dan KH. Dahlan sebagai waWil Rais, KH. Abdul Wahab Chasbullah sebagai Katib. Dalam kepengurusan Tanfidziyyah, H. Hasan Gipo (Surabaya) terpilih sebagai Ketua, posisi Sekretaris di jabat oleh M. Sugeng Judodiwiryo (Pemalang) dan Bendahara dijabat oleh Muhammad Burhan.
Jami’iyyah Nahdlatul Ulama pada hakekatnya merupakan kelanjutan dari organisasi yang sebelumnya telah ada, yaitu pada tahun 1914 telah berdiri Nahdlatut Tujjar (kebangkitan pedagang) yang bervisi ekonomi oleh KH. Wahab Chasbullah. Beliau juga seorang pedagang disamping merupakan ulama. Seiring perkembangan pergerakan nasional, maka Nahdlatut Tujjar kemudian menjadi organisasi yang berwawasan kebangsaan dengan visi perjuangan untuk mencapai kemerdekaan dengan berubah menjadi Nahdlatul Wathan (kebangkitan bangsa/tanah air) pada tahun 1916. Dua tahun kemudian organisasi ini lebih mengarah pada konseptualisasi pemikiran islam sebagai kelompok studi para ulama atau kemudian dinamakan sebagai Tashwirul Afkar (1918). Baru kemudian setelah kelahiran beberapa organisasi di atas, dibentuklah Komite Hijaz (1924) yang kemudian ditransformasikan menjadi Jam’iyyah Nahdlatul Ulama pada tahun 1926.
Dalam perjalanan sejarahnya pada masa kepemimpinan KH. Wahab Chasbullah, seiring perkembangan politik aliran pada waktu it, pada tanggal 1 Mei 1952 dalam Muktamar NU ke-19 di Palembang, NU berubah dari Jam’iyyah menjadi partai politik dan sempat menduduki peringkat ketiga perolehan suara pada pemilu tahun 1955.
Menghadapi situasi politik yang tidak menguntungkan pada masa orde baru, NU kembali ke khittahnya pada tahun 1984 dalam Muktamar Situbondo yang dipelopori oleh tokoh muda NU diantaranya Abdurrahman Wahid (Gusdur) dari Jombang, Musthofa Bisri (Rembang), Sahal Machfud (Pati) dan tokoh lainnya

Tujuan, Aqidah/Azas serta Faham Keagamaan NU
Nahdlatul Ulama sebagai jam’iyyah diniyah adalah wadah bagi para ulama dan pengikut- AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH (ASWAJA)pengikutnya  yang  didirikan  pada  16  Rajab  1344  H  /  31  Januari  1926  M. dengan tujuan untuk memelihara, melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran  Islam  yang  berhaluan  Ahlussunnah  Wal  Jama’ah  dan  menganut  salah  satu maadzhab empat, masing-masing Abu Hanifah An-Nu’man, Imam Malik bin Anas, Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i dan  Imam Ahmad bin Hanbal, serta untuk mempersatukan  langkah  para  ulama  dan  pengikut-pengikutnya  dalam  melakukan kegiatan  yang  bertujuan  untuk  menciptakan  kemaslahatan  masyarakat,  kemajuan bangsa dan ketinggian harkat dan martabat manusia. Dalam  kehidupan  berbangsa  dan  bernegara  di  Indonesia,  Nahdlatul  Ulama  berasas kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dasar-Dasar Faham Keagamaan NU
1.     Nahdlatul  Ulama  mendasarkan  faham  keagamaan  kepada  sumber  ajaran agama Islam: Al-Qur’an, As-Sunnah, Al-Ijma’ dan Al-Qiyas.
2.     Dalam  memahami,  manafsirkan  Islam  dari  sumber-sumbernya  diatas, Nahdlatul  Ulama  mengikuti  faham  Ahlussunnah  Wal  Jama’ah  dan menggunakan jalan pendekatan (al-madzhab):
a.     Di  bidang  aqidah,  Nahdlatul  Ulama  mengikuti  Ahlussunnah  Wal Jama’ah yang dipelopori oleh Imam Abul Hasan al-Asy’ari dan Imam Manshur al-Maturidzi.
b.     Di  bidang  fiqih,  Nahdlatul  Ulama  mengikuti  jalan  pendekatan  (almadzhab)  salah  satu  dari  madzhab  Abu  Hanifah  an-Nu’man,  Imam Malik  bin  Anas,  Imam  Muhammad  bin  Idris  Asy-Syafi’i  dan  Imam Ahmad bin Hanbal.
c.     Di bidang tasawuf, mengikuti antara lain Imam al-Junaidi al-Baghdadi dan Imam al-Ghazali serta imam-imam yang lain.
3.     Nahdlatul Ulama mengikuti pendirian, bahwa Islam adalah agama yang fitri, yang bersifat menyempurnakan segala kebaikan yang sudah dimiliki manusia.
Sikap Kemasyarakatan NU
Dasar-dasar  pendirian  keagamaan  Nahdlatul  Ulama  tersebut  menumbuhkan  sikap kemasyarakatan yang bercirikan pada:
1.     Sikap  Tawassuth  dan  I’tidal:  Sikap  tengah  yang  berintikan  kepada  prinsip hidup  yang  menjunjung  tinggi  keharusan  berlaku  adil  dan  lurus  ditengahtengah  kehidupan  bersama.  Nahdlatul  Ulama  dengan  sikap  dasar  ini  akan selalu  menjadi  kelompok  panutan  yang  bersikap  dan  bertindak  lurus  dan selalu bersifat membangun serta menghindari segala bentuk pendekatan yang bersifat tatharruf (ekstrim).
2.     Sikap  Tasamuh:  Sikap  toleran  terhadap  perbedaan  pandangan  baik  dalam masalah  keagamaan,  terutama  hal-hal  yang  bersifat  furu’  atau  menjadi masalah khilafiyah, serta dalam masalah kemasyarakatan dan kebudayaan.
3.     Sikap  Tawazun:  Sikap  seimbang  dalam  berkhidmah.  Menyertakan  khidmah kepada  Allah  SWT,  khidmah  kepada  sesama  manusia  serta  kepada lingkungan hidupnya. Menyelaraskan kepentingan masa lalu, masa kini dan masa mendatang.
4.     Amar  Ma’ruf  Nahi  Munkar:  Selalu  memiliki  kepekaan  untuk  mendorong perbuatan yang baik, berguna dan bermanfaat bagi kehidupan bersama;  serta menolak  dan  mencegah  semua  hal  yang  dapat  menjerumuskan  dan merendahkan nilai-nilai kehidupan.
5.     Perilaku Keagamaan dan Sikap Kemasyarakatan
Dasar-dasar  keagamaan  dan  kemasyarakatan  membentuk perilaku  warga  Nahdlatul  Ulama,  baik  dalam  tingkah  laku  perorangan  maupun organisasi yang:
1.     Menjunjung tinggi nilai-nilai maupun norma-norma ajaran Islam.
2.     Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.
3.     Menjunjung tinggi sifat keikhlasan dan berkhidmah serta berjuang.
4.     Menjunjung  tinggi  persaudaraan  (al-ukhuwah),  persatuan  (al-ittihad)  serta kasih mengasihi.
5.     Meluhurkan kemuliaan  moral (al-akhlaq  al-karimah) dan menjunjung tinggi kejujuran (ash-shidqu) dalam berfikir, bersikap dan bertindak.
6.     Menjunjung tinggi kesetiaan (loyalitas) kepada bangsa dan Negara.
7.     Menjunjung tinggi nilai  amal, kerja dan prestasi  sebagai bagian dari ibadah kepada Allah SWT.
8.     Menjunjung tinggi ilmu-ilmu pengetahuan serta ahli-ahlinya.
9.     Selalu siap untuk menyesuaikan diri dengan setiap perubahan yang membawa  kemaslahatan bagi manusia.
10.                        Menjunjung  tinggi  kepeloporan  dalam  usaha  mendorong  memacu  dan mempercepat perkembangan masyarakatnya.
11.                        Menjunjung  tinggi  kebersamaan  ditengah  kehidupan  berbangsa  dan bernegara.

Struktur Organisasi Nahdlatul Ulama terdiri dari :
1.     Pengurus Besar.
2.     Pengurus Wilayah.
3.     Pengurus Cabang/Pengurus Cabang Istimewa.
4.     Pengurus Majelis Wakil Cabang.
5.     Pengurus Ranting.
6.     Pengurus Anak Ranting.

Kepengurusan  Nahdlatul  Ulama  terdiri  dari  :
1.     Mustasyar adalah penasehat yang terdapat di Pengurus Besar, Pengurus Wilayah, Pengurus  Cabang/  Pengurus  Cabang  Istimewa,  dan  pengurus  Majelis  Wakil Cabang.
2.     Syuriyah adalah pimpinan tertinggi Nahdlatul Ulama.
3.     Tanfidziyah adalah pelaksana.

Perangkat organisasi Nahdlatul Ulama terdiri dari:
a.       Lembaga.
Lembaga  adalah  perangkat  departementasi  organisasi  Nahdlatul  Ulama  yang  berfungsi  sebagai  pelaksana  kebijakan  Nahdlatul  Ulama  berkaitan  dengan  kelompok masyarakat tertentu dan atau yang memerlukan penanganan khusus, meliputi :
a)    Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama disingkat LDNU, bertugas melaksanakan  kebijakan  Nahdlatul  Ulama  di  bidang  pengembangan  agama  Islam  yang menganut faham Ahlussunnah wal Jamaah.
b)    Lembaga  Pendidikan  Maarif  Nahdlatul  Ulama  disingkat  LP  Maarif   NU, bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama dibidang pendidikan dan pengajaran formal.
c)    Rabithah Ma’ahid al Islamiyah Nahdlatul Ulama disingkat RMINU, bertugas melaksanakan  kebijakan  Nahdlatul  Ulama  dibidang  pengembangan  pondok pesantren dan pendidikan keagamaan.
d)    Lembaga  Perekonomian  Nahdlatul  Ulama  disingkat  LPNU  bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan ekonomi warga Nahdlatul Ulama.
e)    Lembaga  Pengembangan  Pertanian  Nahdlatul  Ulama  disingkat  LPPNU, bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan dan pengelolaan pertanian yang berwawasan lingkungan.
f)     Lembaga  Kemaslahatan  Keluarga  Nahdlatul  Ulama  disingkat  LKKNU, bertugas  melaksanakan  kebijakan  Nahdlatul  Ulama  di  bidang  kesejahteraan keluarga, sosial dan kependudukan.
g)    Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama disingkat  LAKPESDAM  NU,  bertugas  melaksanakan  kebijakan  Nahdlatul Ulama di bidang pengkajian dan pengembangan sumber daya manusia.
h)    Lembaga  Penyuluhan  dan  Bantuan  Hukum  Nahdlatul  Ulama  disingkat LPBHNU,  bertugas  melaksanakan  pendampingan,  penyuluhan,  konsultasi, dan kajian kebijakan hukum.
i)      Lembaga  Seni  Budaya  Muslimin  Indonesia  Nahdlatul  Ulama  disingkat LESBUMI NU, bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama dibidang pengembangan seni dan budaya.
j)      Lembaga  Amil  Zakat,  Infaq  dan  Shadaqah  Nahdlatul  Ulama  disingkat LAZISNU, bertugas menghimpun, mengelola dan mentasharufkan zakat dan shadaqah kepada mustahiqnya.
k)    Lembaga  Wakaf  dan  Pertanahan  Nahdlatul  Ulama  disingkat  LWPNU, bertugas  mengurus,  mengelola  serta  mengembangkan  tanah  dan  bangunan serta harta benda wakaf lainnya milik Nahdlatul Ulama.
l)      Lembaga  Bahtsul  Masail  Nahdlatul  Ulama  disingkat  LBMNU,  bertugas membahas  masalah-masalah  maudlu’iyah  (tematik)  dan  waqi'iyah  (aktual) yang akan menjadi Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
m) Lembaga  Ta’mir  Masjid  Nahdlatul  Ulama  disingkat  LTMNU,  bertugas melaksanakan  kebijakan  Nahdlatul  Ulama  di  bidang  pengembangan  dan pemberdayaan Masjid.
n)    Lembaga  Kesehatan  Nahdlatul  Ulama  disingkat  LKNU,  bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang kesehatan
o)    Lembaga  Falakiyah  Nahdlatul  Ulama,  disingkat  LFNU,  bertugas  mengelola masalah ru'yah, hisab dan pengembangan IImu Falak.
p)    Lembaga  Ta’lif  wan  Nasyr  Nahdlatul  Ulama,  disingkat  LTNNU,  bertugas mengembangkan  penulisan,  penerjemahan  dan  penerbitan  kitab/buku  serta media informasi menurut faham Ahlussunnah wal Jamaah.
q)    Lembaga  Pendidikan  Tinggi  Nahdlatul  Ulama,  disingkat  LPTNU,  bertugas mengembangkan pendidikan tinggi Nahdlatul Ulama.
r)     Lembaga  Penanggulangan  Bencana  Indonesia  Nahdlatul  Ulama  disingkat LPBI  NU,  bertugas  melaksanakan  kebijakan  Nahdlatul  Ulama  dalam poencegahan  dan  penanggulangan  bencana,  eksplorasi  kelautan  dan perubahan iklim.
b.       Badan Otonom.
Badan  Otonom  adalah  perangkat  organisasi  Nahdlatul  Ulama  yang  berfungsi melaksanakan  kebijakan  Nahdlatul  Ulama  yang  berkaitan  dengan  kelompok masyarakat tertentu dan beranggotakan perorangan.
Jenis Badan Otonom berbasis usia dan kelompok masyarakat tertentu adalah:
·        Muslimat  Nahdlatul  Ulama  disingkat  Muslimat  NU  untuk  anggota perempuan Nahdlatul Ulama.
·        Fatayat  Nahdlatul  Ulama  disingkat  Fatayat  NU  untuk  anggota  perempuan muda Nahdlatul Ulama berusia maksimal 40 (empat puluh) tahun.
·        Gerakan  Pemuda  Ansor  Nahdlatul  Ulama  disingkat  GP  Ansor  NU  untuk anggota  laki-laki  muda  Nahdlatul  Ulama  yang  maksimal  40  (empat  puluh) tahun.
·        Pergerakan  Mahasiswa  Islam  Indonesia  disingkat  PMII  untuk  mahasiswa Nahdlatul Ulama yang maksimal berusia 30 (tiga puluh) tahun.
·        Korp  Pergerakan  Mahasiswa  Islam  Indonesia  Putri  disingkat  KOPRI  NU untuk  mahasiswi  Nahdlatul  Ulama  yang  maksimal  berusia  30  (tiga  puluh) tahun.
·        Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama disingkat IPNU untuk pelajar dan santri lakilaki Nahdlatul Ulama yang maksimal berusia 27 (dua puluh tujuh) tahun.
·        Ikatan  Pelajar  Putri  Nahdlatul  Ulama  disingkat  IPPNU  untuk  pelajar  dan santri  perempuan  Nahdlatul  Ulama  yang  maksimal  berusia  27  (dua  puluh tujuh) tahun.
Badan Otonom berbasis profesi dan kekhususan lainnya:
a)    Jam'iyyah Ahli Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah disingkat JATMAN untuk anggota Nahdlatul Ulama pengamal tharekat yang mu'tabar.
b)    Jam'iyyatul  Qurra  Wal  Huffazh  disingkat  JQH  untuk  anggota  Nahdlatul Ulama yang berprofesi Qori/Qoriah dan Hafizh/Hafizhah.
c)    Ikatan Sarjana Nahdlalul Ulama disingkat ISNU adalah Badan Otonom yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan  Nahdlatul  Ulama  pada kelompok sarjana dan kaum intelektual. Serikat  Buruh  Muslimin  Indonesia  disingkat  SARBUMUSI  untuk  anggota Nahdlatul Ulama yang berprofesi sebagai buruh/karyawan/tenagakerja.
d)    Pagar  Nusa  untuk  anggota  Nahdlatul  Ulama  yang  bergerak  pada pengembangan seni bela diri.
e)    Persatuan  Guru  Nahdlatul  Ulama  disingkat  PERGUNU  untuk  anggota Nahdlatul Ulama yang berprofesi sebagai guru dan atau ustadz.
f)     Serikat  Nelayan  Nahdlatul  Ulama  untuk  anggota  Nahdlatul  Ulama  yang berprofesi sebagai nelayan.
g)    Ikatan Seni Hadrah Indonesia Nahdlatul Ulama  disingkat ISHARINU  untuk anggota  Nahdlatul  Ulama  yang  bergerak  dalam  pengembangan  seni  hadrah dan shalawat.


Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)

Didirikan pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H bertepatan dengan hari Rabu, 24 Februari 1954 M di Semarang. IPNU adalah organisasi yang bersifat keterpelajaran, kekaderan, kemasyarakatan, kebangsaan dan keagamaan yang berfungsi sebagai wadah perjuangan pelajar NU dalam pendidikan, keterpelajaran untuk mempersiapkan kader-kader penerus NU yang mampu melaksanakan dan mengembang islam aswaja untuk melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-nilai Nahdliyah. Selain itu juga menjadi wadah komukasi pelajar untuk memperkokoh ukhuwah nahdliyah, islamiyah, insaniyah dan watoniyah.
IPNU mempunyai tujuan, yaitu terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggungjawab atas tegak dan terlaksananya syari’at Islam menurut faham ahlussunnah wal jama’ah  yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.


Ikatan  Pelajar  Putri  Nahdlatul Ulama (IPPNU)

Organisasi  ini  merupakan  kelanjutan  dari  Ikatan  Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (1955-1988) dan Ikatan Putri–Putri Nahdlatul Ulama (1988-2003) yang didirikan pada 2 maret 1955 M bertepatan dengan 8 rojab 1374 H di Malang dan kembali  menjadi  Ikatan  Pelajar  Putri  Nahdlatul  Ulama pada tanggal 23 Juni 2003, bertepatan dengan 29 Robi’ul Akhir 1424 H .
IPPNU  berasaskan  ketuhanan  Yang  Maha  Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijakan dalam permusyawaratan/  perwakilan,  keadilan  sosial  bagi seluruh  rakyat  Indonesia,  dalam  kehidupan  berbangsa dan bernegara. IPPNU  adalah  organisasi  kepelajaran,  kemasyarakatan dan keagamaan yang bersifat nirlaba.
IPPNU berfungsi sebagai :
1.     Wadah  berhimpun  pelajar  putri  Nahdlatul  Ulama untuk  melanjutkan  nilai–nilai  dan  cita–cita perjuangan NU;
2.     Wadah  komunikasi,  interaksi  dan  integrasi  pelajar putri Nahdlatul Ulama untuk menggalang ukhuwah islamiyah  dan   mengembangkan  syi’ar  Islam ahlussunah waljama’ah;
3.     Wadah kaderisasi dan keilmuan pelajar putri Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan kader–kader bangsa.
Tujuan organisasi ini adalah kesempurnaan kepribadian bagi  pelajar  putri  Indonesia  sehingga  akan  terbentuk pelajar putri Indonesia yang bertaqwa kepada allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syari’at  Islam  menurut  faham  ahlussunah  waljamaah dengan  tetap  menjunjung  tinggi  nilai-nilai  yang terkandung dalam Pancasila.
Usaha :
1.  Menghimpun dan membina pelajar putri Islam dalam wadah organisasi IPPNU;
2.  Mempersiapkan  kader–kader  intelektual  sebagai penerus perjuangan bangsa;
3.  Mengusahakan  tercapainya  tujuan  organisasi dengan  menyusun  garis  besar  kebijakan  organisasi dan landasan program sesuai dengan perkembangan masyarakat;
4.  Membina  persahabatan  dan  kerjasama  dengan organisasi putri Islam pada khususnya dan organisasi lain  pada  umumnya  selama  tidak  merugikan organisasi IPPNU baik dalam maupun luar negeri;
5.  Mengembangkan  sumber  daya  pelajar  di  berbagai sektor kehidupan.




Keanggotaan IPNU dan IPPNU
Anggota  adalah  pelajar  putra dan putri  Islam  yang berusia 12-27 tahun, terdiri dari anggota biasa dan anggota istimewa.
Jenis Keanggotaan :

1.  Anggota biasa adalah putra dan putri Islam berusia 12–27  tahun  yang  pernah  atau  sedang  studi  di  tingkat sekolah  menengah  atau  perguruan  tinggi,  pondok pesantren atau sederajat dan menyetujui Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga, dengan syarat ;
a.  Putra dan Putri Islam berusia 12–27 tahun;
b.  Menyetujui  Peraturan  Dasar  dan  Peraturan Rumah Tangga;
c.  Menyatakan kesediaaan menjadi anggota secara tertulis kepada Pimpinan IPNU dan IPPNU setempat;
d.  Anggota  tidak  diperkenankan  menjadi anggota  organisasi  lain  yang  mempunyai  asas, aqidah,  tujuan  dan  usaha  yang  bertentangan dengan asas, aqidah, tujuan serta usaha organisasi.

2.  Anggota  istimewa  adalah  alumni  pengurus  dan  orang  yang  dianggap  pernah  berjasa terhadap organisasi, syarat :
a.  Alumni pengurus dan orang yang diangap berjasa terhadap organisasi, dengan tidak terikat batasan usia;
b.  Menyatakan  kesediannya  menjadi  anggota kepada Pimpinan IPNU dan IPPNU setempat.

Struktur organisasi dan permusyawatan IPNU dan IPPNU terdiri dari:
1.  Pimpinan IPNU dan IPPNU tingkat Nasional disebut Pimpinan Pusat disingkat PP ;
·        Kongres ;
·        Kongres Luar Biasa;
·        Konferensi Besar;
·        Rapat Kerja Nasional;
·        Rapat Pimpinan Nasional;
2.  Pimpinan IPNU dan IPPNU di  Propinsi  disebut  Pimpinan Wilayah disingkat PW ;
·        Konferensi Wilayah;
·        Konferensi Wilayah Luar Biasa;
·        Rapat Kerja Wilayah;
·        Rapat Pimpinan Wilayah;
3. Pimpinan  IPNU dan IPPNU  di  Kabupaten  atau  Kota  disebut Pimpinan Cabang disingkat PC
·        Konferensi Cabang;
·        Konferensi Cabang Luar Biasa;
·        Rapat Kerja Cabang;
·        Rapat Pimpinan Cabang;
4.  Pimpinan  IPNU dan IPPNU  di  Kecamatan  disebut  Pimpinan Anak Cabang disingkat PAC;
·        Konferensi Anak Cabang;
·        Konferensi Anak Cabang Luar Biasa;
·        Rapat Kerja Anak Cabang;
·        Rapat Pimpinan Anak Cabang;
5.       Pimpinan  IPNU dan IPPNU  Desa  atau  Kelurahan  disebut Pimpinan Ranting disingkat PR
·        Rapat Anggota Ranting;
·        Rapat Kerja Ranting;
6.       Pimpinan  IPNU dan IPPNU  tingkat  Dusun  (jika  di  perlukan) disebut Pimpinan Anak Ranting disingkat PAR;
·     Rapat Anggota Anak Ranting;
7.       Pimpinan  IPNU dan IPPNU  untuk  Lembaga  Pendidikan Perguruan  Tinggi  disebut  Pimpinan  Komisariat Perguruan Tinggi disingkat PKPT;
·     Konferensi Komisariat Perguruan Tinggi;
·     Rapat Kerja Komisariat Perguruan Tinggi;
8.       Pimpinan  IPNU dan IPPNU  untuk  Lembaga  Pendidikan  di tingkat Pondok Pesantren, SLTP, SLTA dan sederajat disebut Pimpinan Komisariat disingkat PK;
·     Rapat Anggota Komisariat;
·     Rapat Kerja Komisariat;
9.  Pimpinan  IPNU dan IPPNU  Luar  Negeri  disebut  Pimpinan Cabang Istimewa disingkat PCI
·     Konferensi Cabang Istimewa;
·     Konferensi Cabang Istimewa Luar Biasa;
·     Rapat Kerja Cabang Istimewa;
·     Rapat Pimpinan Cabang Istimewa.
Kriteria Pengurus IPPNU
1.     Pimpinan Pusat
a)    Usia setinggi–tingginya 27 tahun.
b)    Pendidikan serendah–rendahnya S-1.
c)    Pengalaman Organisasi:
·        Sekurang–kurangnya  3  tahun  aktif  sebagai anggota dan berprestasi;
·        Pernah  menjadi  pengurus   Pimpinan  Wilayah dan/atau Pimpinan Cabang;
·        Pernah mengikuti latihan kader muda dan latihan kader utama;
·        Berakhlak  baik,  berdedikasi  tinggi  dan  loyal kepada organisasi.
d)    Khusus  untuk  pengurus  harian  disyaratkan  pernah menjadi pengurus Pimpinan Pusat dan/atau Pimpinan Cabang serta mendapat rekomendasi dari Pimpinan Wilayah.  Khusus  untuk  ketua  umum  disyaratkan pernah menjadi pengurus Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah dan mendapat rekomendasi dari PW.
e)    Status bebas.
f)     Pengurus harian tidak boleh rangkap jabatan dengan pengurus parpol manapun.
g)    Pengurus harian tidak boleh rangkap jabatan dengan OKP  yang  tidak  sehaluan  dengan  PD-PRT  dan  citra diri IPPNU.
h)    Pengurus harian khususnya ketua umum, sekretaris umum,  bendahara  umum  harus  bersedia  tinggal  di Jakarta.
2.     Pimpinan Wilayah
a.     Usia setinggi-tingginya 25 tahun.
b.     Pendidikan  serendah-rendahnya  SLTA  atau sederajat.
c.     Pengalaman organisasi:
§  Sekurang-kurangnya  3  tahun  aktif  sebagai anggota dan berprestasi;
§  Pernah menjadi pengurus Pimpinan Cabang dan/atau Pimpinan Anak Cabang;
§  Pernah mengikuti latihan kader muda;
§  Berakhlak  baik,  berdedikasi  tinggi  dan  loyal kepada organisasi.
§  Khusus  untuk  pengurus  harian  disyaratkan  pernah menjadi  pengurus  Pimpinan  Wilayah  dan/atau Pimpinan Cabang.
d.     Status bebas.
e.     Pengurus harian tidak boleh rangkap jabatan dengan parpol manapun.
f.      Pengurus harian tidak boleh rangkap jabatan dengan OKP  yang  tidak  sehaluan  dengan  PD-PRT  dan  citra diri IPPNU.
g.     Pengurus  harian  khususnya  ketua,  sekretaris, bendahara harus bersedia tinggal di wilayah ibukota provinsi setempat.
3.     Pimpinan Cabang
a.     Usia setinggi-tingginya 23 tahun.
b.     Pendidikan  serendah-rendahnya  SLTA  atau sederajat.
c.     Pengalaman organisasi:
·          Sekurang-kurangnya  3  tahun  aktif  sebagai  anggota dan berprestasi;
·          Pernah  menjadi  pengurus  Pimpinan  Anak  Cabang dan/atau  Pimpinan  Ranting  dan/atau  Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi;
·          Pernah mengikuti latihan Kader Muda;
·          Berakhlak baik, berdedikasi tinggi dan loyal kepada organisasi
d.     Khusus  untuk  pengurus  harian  disyaratkan  pernah menjadi  pengurus  Pimpinan  Cabang  dan/atau Pimpinan Anak Cabang.
e.     Status bebas.
f.      Pengurus harian tidak boleh rangkap jabatan dengan parpol manapun.
g.     Pengurus harian tidak boleh rangkap jabatan dengan OKP  yang  tidak  sehaluan  dengan  PD-PRT  dan  Citra Diri IPPNU.
4.     Pimpinan Anak Cabang
a.     Usia setinggi-tinginya 21 tahun.
b.     Pendidikan  serendah-rendahnya  SLTP  atau sederajat.
c.     Pengalaman organisasi:
·          Sekurang-kurangnya  2  tahun  aktif  sebagai anggota dan berprestasi;
·          Pernah menjadi pengurus Pimpinan Anak Cabang dan/atau  Pimpinan  Ranting  dan/atau  Pimpinan Komisariat;
·          Pernah mengikuti Makesta;
·          Berakhlak baik, berdedikasi tinggi dan loyal pada organisasi.
d.     Status bebas.
e.     Pengurus harian tidak boleh rangkap jabatan dengan parpol manapun.
f.      Pengurus harian tidak boleh rangkap jabatan dengan OKP  yang  tidak  sehaluan  dengan  PD-PRT  dan  Citra Diri IPPNU.
5.     Pimpinan Ranting
a.     Usia setinggi-tingginya 19 tahun.
b.     Pendidikan  serendah-rendahnya  SLTP  atau  yang sederajat.
c.     Pengalaman organisasi:
§  Sekurang-kurangnya  1  tahun  aktif  sebagai anggota dan berprestasi;
§  Pernah mengikuti masa kesetiaan anggota;
§  Berakhlak baik, berdedikasi tinggi dan loyal pada organisasi.
§  Khusus ketua disyaratkan pernah menjadi pengurus Pimpinan Ranting.
d.     Status bebas.
e.     Pengurus harian tidak boleh rangkap jabatan dengan parpol manapun.
f.      Pengurus harian tidak boleh rangkap jabatan dengan OKP  yang  tidak  sehaluan  dengan  PD-PRT  dan  Citra Diri IPPNU.
6.     Pimpinan Anak Ranting
a.     Usia setinggi-tingginya 19 tahun.
b.     Pendidikan  serendah-rendahnya  SLTP  atau  yang sederajat.
c.     Pengalaman organisasi:
§  Sekurang-kurangnya  1  tahun  aktif  sebagai anggota dan berprestasi;
§  Pernah mengikuti masa kesetiaan anggota;
§  Berakhlak baik, berdedikasi tinggi dan loyal pada organisasi.
d.     Khusus ketua disyaratkan pernah menjadi pengurus Pimpinan Ranting.
e.     Status bebas.
f.      Pengurus harian tidak boleh rangkap jabatan dengan parpol manapun.
g.     Pengurus harian tidak boleh rangkap jabatan dengan OKP  yang  tidak  sehaluan  dengan  PD-PRT  dan  citra diri IPPNU.
7.     Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi
a.     Usia setinggi-tingginya 22 tahun.
b.     Pengalaman organisasi:
·        Sekurang-kurangnya  1   tahun  aktif  sebagai anggota;
·        Pernah mengikuti makesta atau diklatama;
·        Berakhlak baik, berdedikasi tinggi dan loyal pada organisasi.
c.     Khusus ketua disyaratkan pernah menjadi pengurus Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi.
d.     Status bebas.
e.     Pengurus harian tidak boleh rangkap jabatan dengan parpol manapun.
f.      Pengurus harian tidak boleh rangkap jabatan dengan OKP  yang  tidak  sehaluan  dengan  PD-PRT  dan  citra diri IPPNU.
8.     Pimpinan Komisariat
a.     Usia  setinggi-tingginya  18  tahun  untuk  pendidikan formal  dan  usia  20  tahun  untuk  pendidikan  non formal.
b.     Pendidikan  serendah-rendahnya  SLTP/sederajat untuk  pendidikan  formal  dan  serendah-rendahnya SD/MI untuk pendidikan non formal.
c.     Pengalaman organisasi:
·          Sekurang-kurangnya  1  tahun  aktif  sebagai anggota;
·          Pernah mengikuti  masa kesetiaan  anggota atau diklatama;
·          Berakhlak baik, berdedikasi tinggi dan loyal pada organisasi.
d.     Khusus  untuk  ketua  disyaratkan  pernah  menjadi pengurus Pimpinan Komisariat.
e.     Status bebas.
f.      Pimpinan Komisariat masih aktif sebagai siswa/santri di lembaga tersebut
9.     Pimpinan Cabang Istimewa
Kriteria  pengurus  Pimpinan  Cabang  Istimewa  diatur berdasarkan kebijakan Pimpinan Pusat.
























Lambang Organisasi


a)    Lambang organisasi IPNU yang berbentuk bulat, artinya kontinyu atau terus menerus
b)    Warna dasar hijau dilingkari warna kuning berarti kebenaran dan hikmah yang tinggi
c)    Warna putih suci, warna kuning di antara putih adalah hikmah dan cita-cita yang tinggi.
d)    Tiga titik diantara tulisan I.P.N.U adalah iman, islam dan ikhsan
e)    enam sirip yang mengapit huruf I.P.N.U adalah rukun iman
f)     Bintang adalah ketinggian cita – cita
g)    Satu bintang besar adalah Nabi Muhammad SAW
h)    Empat bintang dikanan dan kiri adalah khulafaurrosyidin
i)      Empat bintang dibawah adalah empat madzhab
j)      Dua kitab adalah Al – qur’an dan Hadist
k)    Bulu angsa adalah pena (ilmu), bulu bersilang adalah ilmu agama dan umum
l)      Sudut bintang lima adalah rukun islam   





a)    Lambang organisasi IPPNU yang berbentuk segitiga adalah iman,islam dan ikhsan, dua garis tepi dua kalimah syahadat
b)    Warna dasar hijau adalah kebenaran, putih adalah kesucian, kuning adalah hikmah yang tinggi
c)    Bintang Sembilan : satu bintang besar adalah Nabi Muhammad SAW, empat bintang kanan kiri adalah khulafaurrosyidin, empat bintang bawah kanan kiri adalah empat madzhab
d)    Dua kitab adalah Al qur’an dan hadist
e)    Bulu ayam bersilang adalah aktif menuntut ilmu baik umum maupun agama serta rajin membaca atau menulis
f)     Dua kuntum melat warna putih adalah perpadua antara agama dan umum
g)    Lima titik antara tulisan IPPNU adalah rukun islam

KEORGANISASIAN

Keorganisasian adalah suatu badan yang di mana di dalamnya terdiri dari beberapa orang yang mempunyai visi dan misi yang sama. Atau organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan.
Sekelompok orang yang yang ingin mencapai tujuan melalui kerja sama memerlukan aturanya dan koordinasi terhadap kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Sebab jika salah seorang tidak bergerak, maka sasaran dan tujuan tidak akan tercapai sebagaimana diinginkan. Dapat dikatakan bahwa organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan, karena organisasi itu mengejar tujuan dan sasaran yang dapat dicapai secara lebih efisien dan klebih efektif dengan tindakan yang dilakukan secara bersama - sama. Organisasi dimana individu menjadi anggotanya dapat berukuran yang berbeda - beda, baik besarnya, strukturnya, kompleksitasnya maupun tujuannya.



Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi.Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Komponen Organisasi
1.     Tujuan
Merupakan sesuatu yang akan di capai dalam rentang waktu tertentu, Tujuan berdasarkan rentang dan cakupanya dapat di bagi dala beberapa karakteristik antara
• Tujuan Jangka panjang
• Tujuan Jangka menengah dan
• Tujuan Jangka pendek
2.     Struktur
Struktur Organisasi sangat penting untuk dapat dipahami oleh semua komponen dalam rangka menciptakan system kerja yang efektif dan efesien.
3.     Sistem
Terbagi dalam komponen penyusun yang saling berikatan yaitu :
• Input
• Proses
• Output
• Feedback

Management Dalam Organisasi
Dalam sutau organisasi perlu adanya management sehingga dalam berjalannya Organisasi tetap eksis dan tidak Staknan. Adapun management yang diperlukan dalam Organisasi antara lain :
Planning
Planning merupakan suatu perencanaan dari sebuah konsep pemikiran untuk mencapai hasil yang diinginkan Secara sederhana perencanaan dapat dirumuskan sebagai penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkan.
Tetapi biasanya secara lebih detail perencanaan dirumuskan sebagai penetapan atau penyusunan langkah-langkah sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut: apa yang harus dicapai, bilamana hal tersebut harus dicapai, dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang bertanggung jawab atas pencapaian tujuan, dan mengapa sesuatu hal harus dicapai.

Di dalam bahasa Inggris perencanaan (planning) dirumuskan sebagai tindakan yang harus dilakukan dalam menjawab 6 buah pertanyaan yang lazim dikenal sebagai 5 W+1H, yaitu:
a. indakan apa yang harus dikerjakan (WHAT)
b. Apakah sebabnya tindakan itu dikerjakan (WHY)
c. Dimanakah tindakan itu akan dilakukan (WHERE)
d. Bilamana tindakan itu dikerjakan (WHEN)
e. Siapa yang akan mengerjakan tindakan itu (WHO)
f. Bagaimana pelaksanaannya (HOW)

Organizing
Organizing merupakan penetapan susunan organisasi agar dalam pelaksanaan suatu kegiata tidak terjadi tumpah tindih. Berdasarkan hubungan antara orang-orang yang terdapat di dalam suatu organisasi dikenal pula adanya organisasi formal , yaitu sistem kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dan dikoordinasikan secara sadar untuk mencapai tujuan tertentu; dan organisasi informal yang merupakan kempulan hubungan antara pribadi-pribadi tanpa tujuan bersama yang disadari. Meskipun pada akhirnya hubungan-hubungan tak disadari tersebut ternyata dilakukan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian seperti halnya administrasi, maka ada tiga unsur utama dalam organisasi, yaitu:
1. adanya sekelompok orang
2. adanya hubungan kerjasama antara orang-orang tersebut
3. adanya tujuan bersama yang ingin dicapai

Action
Setelah ada perumusasn tujuan maka dilakunkanya tindakan agar tujuan organisasi bukan hanya sebatas konsep semata. Actuating/pelaksanaan adalah roh dari organisasi. Hanya omong kosong jika perencanaan tidak diikuti dengan aksi yang sesuai. Implementasi adalah sama pentingnya dengan perencanaan. Tanpa pelaksanaan yang baik rencana akan hancur berantakan tanpa sempat mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu adanya pendelegasian yang tepat untuk suatu tugas tertentu. Serahkanlah suatu hal pada ahlinya. Jika ditangani ahlinya tentu suatu persoalan akan selesai lebih cepat dan hasilnya pun baik. Untuk menunjuk orang yang tepat di tempat yang tepat perlu adanya komunikasi terus menerus antara anggota organisasi. Dengan adanya komunikasi dan silaturahmi, kompetensi seseorang seringkali akan dapat diketahui. Selain itu komunikasi sangat penting dilakukan antara planner danactuator. Komunikasi penting untuk menyelaraskan antara keinginan perencana dengan pelaksana. Agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat mengganggu jalannya organisasi Rencana bisa berubah di tengah jalan jika ternyata pada pelaksanaannya terdapat situasi yang mendesak. Oleh karena itu pelaksanaan haruslah bersifat fleksibel tanpa keluar dari jalur tujuan yang hendak dicapai. Orang mengatakan ‘banyak jalan menuju ke Roma’.
Begitupun dengan action (pelaksanaan), ia harus bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Bukan mengalir dengan arus bukan pula melawan arus tetapi berusaha membelokkan arus perlahan-lahan ke arah yang kita kehendaki.

Controlling
Controlling adalah suatu tindakan pengawasan yang di lakuka agar kegiatan berjalan sesuai dengan yang diinginkan.

Faktor-faktor yang menentukan perancangan tipe organisasi yaitu :
-          Strategi organisasi pencapaian tujuan.
-          Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output.
-          Kemampuan dan cara berpikir.
-          Besarnya organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur organisasi.
Unsur-unsur tipe organisasi terdiri dari :
-          Spesialisasi kegiatan
-          Koordinasi kegiatan
-          Standarisasi kegiatan
-          Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
-          Ukuran satuan kerja

Bentuk-bentuk Organisasi Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan departementasi yang menunjukkan hubungan kerja sama. Bagan ini menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi, yaitu :
-          Pembagian kerja
-          Rantai perintah
-          Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
-          Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
-          Tingkatan manajemen

Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan Pengorganisasian yang dapat diartikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil dari pengorganisasian adalah struktur organisasi.

Struktur organisasi adalah sekumpulan komponen-komponen (unit-unit kerja) yang telah disusun dalam organisasi. Struktur organisasi berguna untuk menunjukkan adanya beberapa pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda agar bisa dikoordinasikan . Selain itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur Organisasi juga merupakan suatu kerangka yang menunjukkan seluruh kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi, yang berhubungan dengan fungsi, wewenang dan tanggung jawab untuk mencerminkan mekanisme-mekanisme formal pada pengelolaan organisasi

Berikut ini adalah definisi Tipe atau Bentuk Organisasi menurut beberapa ahli adalah:

1. ORGANISASI LINI/GARIS (LINE ORGANIZATION)
Organisasi Lini/Garis diciptakan oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan yang terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau komando. Organisasi ini sering disebut dengan organisasi militer. Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil. Contohnya; Perbengkelan, Kedai Nasi, Warteg, Rukun tetangga.
Memiliki Ciri-ciri Organisasi Lini adalah :
-   Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dan memiliki Jumlah karyawan yang sedikit
-     Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi
-   Belum terdapat spesialisasi Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan
-    Struktur organisasi sederhana dan stabil Organisasi tipe garis ini biasanya diterapkan kepada organisasi kecil yang disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)

2. ORGANISASI LINI DAN STAF (LINE AND STAFF ORGANIZATION)
Organisasi Garis dan Staf diciptakan oleh Harrington Emerson. Organisasi Garis dan Staf Merupakan bentuk organisasi yang mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi garis seperti adanya pengawasan secara langsung, serta mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi staf seperti adanya spesialisasi kerja. Organisasi Garis dan Staf merupakan kombinasi dari organisasi lini dan azas komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff berperan untuk memberi masukan, bantuan pikiran, saran-saran, dan data informasi yang dibutuhkan.
Memiliki Ciri-ciri:
-          Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung
-          Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff
-          Terdapat 2 kelompok wewenang yaitu lini dan staff
-          Jumlah karyawan banyak Organisasi besar, bersifat komplek Adanya spesialisasi





3. ORGANISASI FUNGSIONAL (FUNCTIONAL ORGANIZATION)
Organisasi Fungsional diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun berdasarkan pada sifat dan macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan. masalah pembagian kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.
Memiliki Ciri-ciri:
-          Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan
-          Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan
-          Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis
-          Target-target jelas dan pasti Pengawasan ketat
-          Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi
4. ORGANISASI LINI DAN FUNGSIONAL (LINE AND FUNCTIONAL ORGANIZATION)
Suatu bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala unit (Kepala Bagian) untuk mengambil keputusan dalam bidang pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon atau tingkatan.
Memiliki Ciri-ciri:
-         Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas yang bersifat bantuan.
-         Terdapat spesialisasi yang maksimal dan tidak menonjolkan perbedaan tingkatan dalam pembagian kerja
5. ORGANISASI LINI, FUNGSIONAL DAN STAF (LINE, FUNCTIONAL AND STAFF ORGANIZATION)
Organisasi ini merupakan perkembangan lebih lanjut atau merupakan gabungan dari organisasi yang berbentuk lini fungsional dan staf..
Memiliki Ciri-ciri:
-     Organisasi besar dan kadang sangat ruwet
-     Jumlah karyawan banyak.
-     Mempunyai
-     unsur karyawan pokok: Karyawan dengan tugas pokok (line personal), Karyawan dengan tugas bantuan (staff personal), Karyawan dengan tugas operasional fungsional (functional group)
6. ORGANISASI KOMITE (COMMITE ORGANIZATION)
Suatu organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu lainnya dilaksanakan secara kolektif.
Organisasi komite terdiri dari :
1. Executive Committee ( Pimpinan Komite), yaitu para anggotanya mempunyai wewenang lini
2. Staff Committee, yaitu orang – orang yang hanya mempunyai wewenang staf
Memiliki ciri-ciri :
-      Adanya dewan dimana anggota bertindak secara kolektif
-        Adanya hak, wewenang dan tanggung jawab sama dari masing-masing anggota dewan.
-      Asas musyawarah sangat ditonjolkan
-      Organisasinya besar & Struktur tidak sederhana
-      Biasanya bergerak dibidang perbankan, asuransi, niaga.

Adapun hal-hal penting yang perlu dipenuhi dalam membentuk suatu organisasi agar suatu organisasi dapat berjalan dengan efektif.
-    Waktu. Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu. Waktu yang dimaksudkan disini adalah untuk memahamami pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran serta.
-    Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang, hendaknya dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan efek negatif. Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi dimana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang menjadi perhatiannnya.
-   Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh komunikator.
-   Komunikator harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.
-   Para pihak yang bersangkutan bebas di dlam melaksanakan peran serta tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
-       Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan kepada kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak-pihak yang bersangkutan. Hal ini didasarkan kepada prinsip bahwa partisipasi adalah bersifat persuasif.

KEPEMIMPINAN

Pengertian Kepemimpinan
Pengertian dari kepemimpinan sendiri adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Griffin membagi kepemimpinan menjadi dua konsep, yaitu sebagi proses dan sebagai atribut, sebagai proses berarti kepemimpinan difokuskan kepada pemimpin, yaitu proses dimana para pemimpin menggunakan pengaruhnya kepada yang dipimpin untuk memperjelas tujuan serta memotivasi yang dipimpin untuk mencapainya, serta membantu menciptakan suatu budaya produktif dalam organisasi, sedangkan dalam sisi atribut kepemimpinan adalah kumpulan sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Pengertian Pemimpin
Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana mengkoordinir, melakukan percobaan dan memimpin untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Sebagai seorang kader muslim, sudah selayaknya kembali bercermin kepada sifat-sifat Rosululloh SAW yaitu :
1.     Shidiq         :  Benar dalam keyakinan, ucapan dan tindakan
2.     Amanah      :  Terpercaya dalam keyakinan, ucapan, dan tindakan
3.     Tabligh       : Penyampaian wahyu, Idiologi organisasi, ide pribadi, maupun dari orang lain
4.      Fathonah   : Cerdas dan peka atau cepat tanggap terhadap problema yang terjadi dalam masyarakat
Ada beberapa teori tentang timbulnya seorang yang menjadi pemimpin antara lain :
1.     Teori Genetika : Seorang pemimpin yang lahir sebab karena keturunan, ia ditaqdirkan menjadi pemimpin dalam situasi yang bagaimanapun
2.     Teori Sosial         : Seorang pemimpin yang lahir karena disiapkan melalui proses pendidikan, meskipun orang tersebut kurang berbakat menjadi pemimpin
3.     Teori Ekologi      : Seorang pemimpin yang lahir dan sudah mempunyai bakat terus dikembangkan melalui proses pendidikan dan pengalaman dan pengaruh lingkungan ia berada
Peran dan Tugas Seorang Pemimpin
1.     Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin adalah orang yang bertanggung jawab dalam bekerja dengan orang lain baik yang ada dalam organisasi maupun di luar organisasi.
2.     Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggung jawabkan (akuntabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai hasi yang terbaik.Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan yang dipimpin tanpa kegagalan.
3.     Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada anggotanya. Kemudian pemimpin harus bisa mengatur waktu secara efektif, dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4.     Pemimpin harus berpikir secara analisis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
5.     Pemimpin adalah seorang mediator
Konflik pasti akan selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh Karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah) dalam menyelesaikan masalah yang sedang terjadi.
6.     Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
7.     Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Dalam sebuah perjalanan organisasi tak dapat dihindari adanya sebuah masalah, maka seorang pemimpin selayaknya bisa memecahkan masalah yang sedang terjadi.
Prinsip-prinsip Dasar Kepemimpinan
Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut :
1.     Seorang yang belajar seumur hidup
2.     Berorientasi pada pelayanan
3.     Membawa energi yang positif
Sifat-Sifat Pemimpin
1.     Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk anggotanya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
2.     Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin adalah sosok yang bisa menyeimbangkan segala sesuatunya dalam kehidupan, entah itu tentang waktu, kegiatan, dsb, lebih jauh lagi keseimbangan dalam orientasi atau tujuan, misalkan bukan hanya memikirkan hidup namun juga memikirkan kematian.
3.     Melihat kehidupan sebagai tantangan
Seorang pemimpin juga mempunyai karakter melihat tantangan dalam kehidupan, yang artinya menikmati kehidupan dan segala konsekuensinya, karena pada dasarnya hidup ini adalah sebuah tantangan yang harus diselesaikan.
4.     Sinergitas
Seorang pemimpin harus bisa bersinergi yang artinya memahami bahwa antara satu dengan yang lain adalah saling melengkapi, karena dengan sinergi yang baik dapat menciptakan suasana yang harmonis dan produktif.




Tipe-Tipe Pemimpin
1.     Otoriter
Ø Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi.
Ø Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
Ø Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar.
Ø Selalu bergantung pada kekuasaan formal.
Ø Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan (Approach) yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.
2.     Militer
Ø Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama.
Ø Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.
Ø Senang kepada formalitas yang berlebihan.menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan.
Ø Tidak mau menerima kritik dari bawahan.
Ø Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3.     Paternalistis/Maternalistik
Ø Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
Ø Bersikap terlalu melindungi bawahan.
Ø Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan karena itu jarang dan pelimpahan wewenang.
Ø Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan inisiatif daya kreasi.
Ø Sering menganggap dirinya maha tahu.
4.     Karismatis
Tipe kepemimpinan karismatis seperti memiliki kekuatan energy, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga banyak orang yang mengikutinya, keemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan gaib (supranatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya dari karunia Yang Maha Kuasa, kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. 
5.     Demokratis
Ø Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia.
Ø Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi.
Ø Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.
Ø Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan memberikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisiatif dan prakarsa dari bawahan.
Ø Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
Ø Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
Ø Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.



MARS IPNU
Lagu  : Mochtar Embut
Sajak  : Mahbub Djunaidi

Wahai pelajar Indonesia
Siapkanlah barisanmu
Bertekat bulat bersatu
Dibawah kibaran panji IPNU

Ayo hai pelajar Islam yang setia
Kembangkanlah agamamu
Dalam negara Indonesia
Tanah air yang kucinta

Dengan berpedomana kita belajar
Berjuang serta bertaqwa
Kita bina watak nusa dan bangsa
Tuk kejayaan masa depan

Bersatu wahai pelajar Islam yang jaya
Tunaikanlah keajiban yang mulia
Ayo maju pantang mundur
Dengan rahmat tuhan kita perjuangkan

Ayo maju pantang mundur
Pasti tercapai adil makmur



MARS IPPNU
Lagu  : Mochtar Embut
Sajak  : Mahbub Djunaidi

Sinarlah gelap terbitlah terang
Mentari timur sudah bercahaya
Ayunkan langkah pukul genderang
segala rintangan mudur semua
Tiada laut sedalam iman
Tiada gunung setinggi cita
Sujud kepala kepada Tuhan
Tegak kepala lawan derita
Dimalam yang sepi
Dipagi yang terang
Hatiku teguh bagimu ikatan
Dimalam yang hening
Dihati membakar
Hatiku penuh bagimu pertiwi
Mekar seribu bunga di taman
Mekar cintaku pada ikatan
Ilmu kucari amal kuberi
Untuk agama bangsa negeri



HYMNE PELAJAR NAHDLATUL ULAMA

Bersemilah-bersemilah
Tunas-tunas NU
Tumbuh subur-tumbuh subur
Di persada NU

Masa depan ditanganmu
Untuk meneruskan perjuangan
Mekar indah-mekar indah
Kau harapan NU
Kita bangun-kita bangun
Jiwa besar NU

Nan bertaqwa nan berjiwa
Islam Ahlussunnah Waljama’ah
Bersemilah-bersemilah
Tunas-tunas NU
Tumbuh subur-tumbuh subur
Di persada NU

Hari depan mengharapkan
Darma bakti akan kita abdikan
Bersemilah-bersemilah
Tunas-tunas NU



SUSUNAN PENGURUS
PIMPINAN ANAK CABANG
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ‘ULAMA (IPNU)
KECAMATAN SOKARAJA
PERIODE 2015 - 2017

PELINDUNG               : MWC NU Kecamatan Sokaraja
PEMBINA                    : 1. Ahmad Zen
                                        2. Ahmad Munawar
                                        3. Mahbub Saefullah
                                        4. Zuhdi Budi Kurniawan
                                        5. Sunu Dian Sukmana
                                        6. Agyl Fajril Huda
                                        7. Syahrul Mubarok
                               
KETUA                                   : Muhammad Fahmi Kamal    
WAKIL KETUA                    : Ibnu Baharudin Syah
SEKRETARIS                       : Fajar Ma’ruf Maulana          
WAKIL SEKRETARIS        : Dhidhi Azhar Yulianto
BENDAHARA                       : Firdaus Eko Indarto   
WAKIL BENDAHARA        : Rois Tri Ghozali

DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
1.     Ajis Muslim
2.     Ahmad Sibaweh
3.     Farhan Salim
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN PENGKADERAN
1.     M. Sofwan Karim
2.     Ardi Alfiani
3.     Ikrar Bakti Bagi Alam
DEPARTEMEN DAKWAH DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
1.     Bayu Putra Mulya
2.     M. Lukman Hakim
3.     Ashof Fajar Sidiq
4.     Muhammad Maulidin
DEPARTEMEN OLAHRAGA DAN SENI BUDAYA
1.     Bagus Haykal Fannani
2.     Hasdar Syahroni
3.     Dholat Priyatno
4.     Ahmad Mukharis
LEMBAGA EKONOMI DAN KEWIRAUSAHAAN
1.     Anis Muhajir Nasyifa
2.     Fatchur Rochman Hidayat
3.     Lu’lu Khabib Lutfillah
4.     Wahyu Dwi Cahyono




SUSUNAN PENGURUS
PIMPINAN ANAK CABANG
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ‘ULAMA (IPPNU)
KECAMATAN SOKARAJA
PERIODE 2015 - 2017

PELINDUNG               : MWC NU Kecamatan Sokaraja
PEMBINA                    : 1. Ulfah Zuraida
  2. Tati Irawati
                                        3. Evi Masruroh Nur Baiti
                                        4. Feriyati Inayatul Malikhah
                                        5. Lady Itsnia Ulinna’mah
                      
KETUA                                   : Mery Septiana Hakim 
WAKIL KETUA I                 : Rismawati Nur Asih
WAKIL KETUA II                : Nisa Nailul Rahmah
WAKIL KETUA III               : Tika Winarti
SEKRETARIS                       : Lu’lu Ul Jannah          
WAKIL SEKRETARIS I      : Endratul Khoir Fika Lestari
WAKIL SEKRETARIS II     : Silvia Hikmawati
BENDAHARA                       : Delima Nur Azizah     
WAKIL  BENDAHARA       : Evah Yuli Setiawati
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
1.     Amara Fitriani
2.     Ismun Fatimah
3.     Faida Nasiroturrohmah
4.     Zahara Yuyun Nailufar
5.     Amelia Dwi Lestari
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN PENGKADERAN
1.     Listia Zakiyatu Zahroh
2.     Nadia Setya Indriani
3.     Faridatul Fuadilah
4.     Meyla Fatikhatul Inayah
DEPARTEMEN DAKWAH DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
1.     Adilah Cahyaning Kusumawardani
2.     Qurrotu Aini
3.     Tati Ramelan
4.  Silvani Amelia Ramadhani
DEPARTEMEN PENGEMBANGAN MINAT DAN BAKAT
1.     Diah Fatmawati
2.     Tia Kurnianingsih
3.     Zulfa Aliya Rahmah
4.     Annisa Kartika S
LEMBAGA EKONOMI DAN KEWIRAUSAHAAN
1.      Nur Mustafiqoh
2.      Septi Irfianti
3.      Zakkiyah Nur M
4.      Pijar Rahmah

5.      Eka Yuliani Saputri

1 comment: